Berita

Diskusi antara Dutabesar RI untuk Brunei Dr Sujatmiko dan INSA/Ist

Dunia

Perdagangan Bilateral Meningkat, KBRI Dorong Pelayaran Langsung Indonesia-Brunei

KAMIS, 11 NOVEMBER 2021 | 00:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Meningkatnya perdagangan bilateral antara Indonesia dan Brunei Darussalam semakin menambah penting konektivitas di laut.

Dorongan untuk meningkatkan konektivitas laut Indonesia dan Brunei itu menjadi pembahasan dalam diskusi aktif yang digelar secara hybrid antara Dutabesar RI untuk Brunei Dr. Sujatmiko dengan Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto beserta jajaran pengurusnya pada Selasa (9/11) di Jakarta.

Dubes Sujatmiko mengungkap, perdagangan bilateral Indonesia dan Brunei tercatat terus meningkat selama lima tahun terakhir. Bahkan dalam masa pandemi pun, ekspor Indonesia ke Brunei tercatat naik.

“Untuk komoditas consumer goods saja, sekitar 200 kontainer (Twenty Foot Equivalent Units/TEUs) produk Indonesia masuk ke Brunei Darussalam setiap bulannya," terang Dubes Sujatmiko.

Ia mengatakan, meskipun pasarnya tidak berskala besar, Brunei memiliki potensi untuk akses pasar produk Indonesia. Selain consumer goods, komoditas potensial lainnya yaitu batu bara, kendaraan dan suku cadangnya, produk pertanian, pakan ternak, dan bahan konstruksi.  

"Untuk meningkatkan nilai kompetitif produk Indonesia, adanya pelayaran langsung merupakan hal yang perlu diupayakan," tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum INSA mengapresiasi upaya Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk merealisasikan pelayaran langsung ke Brunei yang tidak mudah.

Terdapat berbagai tantangan untuk mendorong pelayaran langsung antara Indonesia dan Brunei, termasuk keterbatasan angkutan kargo pada jalur kapal kembali, sehingga perlu terus dijajaki opsi-opsi jalur pelayaran dan menggali berbagai potensi yang menguntungkan.

Selain itu, INSA juga menyentuh pembahasan berbagai hal teknis untuk persiapan perusahaan perkapalan yang harus memenuhi persyaratan IMO untuk jalur pelayaran internasional seperti tersedianya Ballast Water Management System.

Dalam hal ini, disarankan penjajakan kerjasama dilaksanakan melalui mekanisme BIMP-EAGA atau bilateral.

Di sisi lain, Brunei saat ini juga ingin menjadikan Pelabuhan Muara sebagai hub internasional khususnya untuk jalur ke China, tujuan destinasi kargo Eropa melalui jalur darat kereta.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya