Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Kelirumologi Istilah Pribumi

RABU, 03 NOVEMBER 2021 | 09:09 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SAYA tidak pernah berhenti bersyukur-alhamdullilah bahwa Gus Dur sempat menghapus larangan perayaan Hari Raya Imlek yang memang sempat tidak dibenarkan pada masa Orba.

Bahkan Imlek resmi ditetapkan sebagai Hari Raya Nasional yang pada hakikatnya merupakan bukti nyata tak terbantahkan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa rasis.

Namun akibat terlalu terhanyut ke dalam euphoria bebas rasisme maka ada pula pihak-pihak yang alergi terhadap istilah pribumi karena dianggap sebagai suatu istilah rasisme. Bahkan istilah pribumi dipolitisir sebagai senjata pembunuhan karakter pihak yang dianggap sebagai lawan politik maka harus dihabisi.

Kelirumologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pribumi bermakna penghuni asli; yang berasal dari tempat yang bersangkutan. Sama sekali tidak ada keterkaitan dengan ras, etnis atau suku pada pemaknaan KBBI terhadap istilah pribumi.

Maka berdasar pemaknaan KBBI, Pusat Studi Kelirumologi menyimpulkan bahwa penggunaan istilah pribumi sebagai istilah segregasi pada hakikatnya keliru alias tidak benar akibat tidak ada keterkaitan pribumi dengan ras, etnis, suku mau pun agama.

Jauh panggang dari api apabila tes DNA dimanfaatkan untuk menentukan siapa yang pribumi serta siapa yang non-pribumi mirip kelirunya penggunaan tes wawasan kebangsaan untuk menyaring demi memecat para anggota KPK yang dianggap berbahaya bagi kepentingan tertentu.

Sama halnya dengan radikalisme, sosialisme, humanisme, pragmatisme, populisme pada hakikatnya memang istilah tidak bisa berdosa. Yang bisa berdosa adalah manusia yang menafsirkan kemudian mengejawantahkan istilah secara keliru.

Bumi Putera

Di dalam bahasa Inggris pribumi disebut sebagai native yang secara etimologis berakar pada bahasa Prancis natif serta Latin nativus yang kesemuanya tidak terkait ras, etnis, suku namun konstitusi dan kronologi penghunian.

Di Amerika Serikat yang disebut native alias pribumi adalah masyarakat Indian-Amerika yang terlebih dahulu sudah bermukim di persada Amerika Serikat jauh sebelum kaum non-pribumi yang berdatangan dari Eropa pada abad XVII.

Di Malaysia, pribumi disebut bumi putera yang di Indonesia menjadi nama perusahaan asuransi tertua. Saya kagum atas semangat kebangsaan Mahathir Muhamad sebagai warga Malaysia keturunan India berarti non-bumiputera namun gigih memperjuangkan hak ekonomi kaum bumi-putera alias pribumi Malaysia.

Saya juga menghargai sikap warga Malaysia keturunan China yang tidak alergi istilah bumi putera sebab menyadari fakta historis-kronologis bahwa mereka memang kaum pendatang yang datang lebih belakangan ketimbang kaum bumi putera.

Non-Pribumi

Sebagai seorang insan yang disebut sebagai non-pribumi saya berhak merasa tersinggung atau tidak tersinggung jika disebut non-pribumi. Namun tanpa memaksakan perasaan saya kepada orang lain, mohon dimaafkan bahwa saya pribadi merasa tidak keberatan disebut non-pribumi akibat de facto saya memang bisa saja digolongkan ke non-pribumi.

Saya senantiasa berupaya sadar bahwa sejarah memang membuktikan secara tak terbantahkan bahwa kakek-nenek moyang saya memang datang ke persada Nusantara sebagai kaum pendatang.

Sebutan non-pribumi justru menjadi penyemangat bagi saya untuk meneladani budi-pekerti sesama non-pribumi seperti Tan Yoe Hok, Rudy Hartono, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Arief Budiman, Kwik Kian Gie, Marie Pangestu, Teguh Karya, Budi Darma, John Lie, Dr. Oen dan lain-lain tokoh non-pribumi keturunan China yang telah secara nyata membuktikan pengabdian mereka bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia setara duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan masyarakat pribumi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Merdeka!

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya