Berita

Jaya Suprana/Ist

Jaya Suprana

Adu Harapan Masuk Surga atau Neraka

SABTU, 30 OKTOBER 2021 | 14:04 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SAYA seorang umat jelata Nasrani bersahabat dengan seorang pendeta yang memiliki keimanan Nasrani sempurna Alkitabiah.

Kami berdua kerap berdebat tentang agama secara leluasa, sebab kebetulan seagama. Agar terkesan lebih keren, maka kami sebut debat kami berdua sebagai adu harapan.

Setelah berduka atas wafatnya Gus Dur, saya bertanya kepada sahabat saya yang pendeta Nasrani mengenai apakah arwah Gus Dur masuk surga. Setelah terdiam beberapa saat, dengan berat hati sahabat saya menegaskan bahwa meski Gus Dur orang baik namun arwah beliau tidak bisa masuk surga.


Tentu saja saya merasa kecewa, sebab saya sangat mengharap Gus Dur masuk surga. Maka saya lanjut bertanya kenapa sahabat saya tega untuk merasa yakin bahwa Gus Dur tidak bisa masuk surga, padahal jelas Gus Dur orang baik sebab terbukti gigih berjuang merukunkan para umat beragama maupun menghapus diskriminasi ras di persada Nusantara.

Sambil tersenyum ramah sahabat saya yang pendeta Nasrani lanjut secara religius menegaskan bahwa telah tersurat secara hitam di atas di dalam Alkitab bahwa hanya terbatas mereka yang percaya kepada Jesus Kristus yang boleh masuk surga.

Maka dengan perasaan makin kecewa saya mengambil kesimpulan bahwa jika arwah Gus Dur tidak bisa masuk surga, berarti secara logika dapat disimpulkan bahwa arwah Gus Dur terpaksa masuk neraka.

Sambil masih tersenyum ramah, sahabat saya yang pendeta Nasrani itu tidak menjawab demi tidak meladeni kesimpulan saya yang rada-rada bernuansa reductio ad absurdum.

Sambil tidak tersenyum ramah saya nyeletuk “Kalau begitu saya memilih masuk neraka saja!”. Sahabat saya terkejut maka bertanya “Loh kenapa kamu malah pilih masuk neraka?”. Langsung saya jawab “Lebih baik saya masuk neraka agar arwah saya bisa bersama Gus Dur yang menyenangkan sehingga neraka terasa surga”.

Sahabat saya makin heran, maka bertanya “Lalu kenapa kamu tidak mau masuk surga?”. Dengan ketus saya menjawab “Arwahku gak mau kumpul sama arwahmu yang menjengkelkan sehingga surga terasa neraka!”.

Sejak perdebatan masuk surga atau neraka itu, persahabatan saya dengan sahabat saya yang pendeta itu menjadi tidak terlalu akrab. Naga-naganya teman saya merasa tersinggung akibat saya lebih memilih masuk neraka agar arwah saya bisa bergabung dengan arwah Gus Dur ketimbang bersama arwah teman saya itu masuk surga.

Secara alasanologis sepenuhnya saya dapat memahami alasan teman saya tidak suka saya. Meski pada saat sengit berdebat masuk surga atau neraka itu sebenarnya saya dan sahabat saya sama-sama masih belum menjadi arwah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya