Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Dosa Mendamba Nobel untuk Indonesia

SELASA, 26 OKTOBER 2021 | 07:21 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEBENARNYA niat saya menulis naskah Kapan Nobel Untuk Indonesia? 17 Oktober 2021 hanya mengungkap harapan bahwa pada suatu hari penghargaan Nobel akan dianugerahkan kepada seorang warga Indonesia.

Harapan saya sempat kandas setelah nominasi Pramudya Ananta Toer digugurkan akibat pertimbangan politis pada masa rezim Orba sedang berkuasa.

Dosa


Sayang dalam terhanyut arus antusiasme saya terlanjur berbuat dosa dengan menyebut nama Rizal Ramli, Feisal Basri, Kwik Kian Gie, Dewi Kartika, Sri Palupi, Sandyawan Sumardi, Sumarsih, Hersubeno Arief, Rocky Gerung, Refli Harun sebagai warga Indonesia yang layak memperoleh anugerah Nobel.

Langsung naskah Menanti Nobel Untuk Indonesia dihujat mereka yang tidak setuju para tokoh yang saya sebut itu menerima anugerah Nobel. Saya lalai memperhatikan bahwa nama-nama warga Indonesia saya sebut tersebut kebetulan memang masing-masing memiliki beban politis sama halnya dengan para Nobel laurate seperti Martin Luther King, Rigoberta Menchú Tum, Nelson Mandela, Aung San Syu Ki, Boris Pasternak, Aleksandr Solzhenitsyn, Liu Xiaobo, Malala Yousafzai.

Maka saya lalai memperhitungkan jika Martin Luther King, Rigoberta Menchú Tum, Nelson Mandela, Aung San Syu Ki, Boris Pasternak, Aleksandr Solzhenitsyn, Liu Xiaobo, Malala Yousafzai telah terbukti membuat pihak yang berseberangan kubu politik menderita peradangan kelas berat pada kalbu mereka.

Menebus Dosa


Maka kini saya berusaha menebus dosa saya dengan pada naskah sederhana ini saya mengungkap pendapat saya bahwa Sri Mulyani Indrawati, Puan Maharani, Benny Susetyo, Ganjar Pranowo, Ali Muchtar Ngabalin, Denny Siregar, Ade Armando layak menerima anugerah Nobel.

Saya sadar kini saya harus menghadapi risiko kenyataan bahwa para pihak yang berseberangan kubu politik dengan Sri Mulyani Indrawati, Puan Maharani, Benny Susetyo, Ganjar Pranowo, Moeldoko, Denny Siregar, Ade Armando akan meradang.

Namun risiko bahwa senantiasa ada warga Indonesia tidak suka apabila ada warga Indonesia dianggap layak memperoleh anugerah Nobel tidak memudarkan semangat saya menanti anugerah Nobel untuk Indonesia.

Sejauh mengharap belum dilarang undang-undang maka selama hayat masih dikandung badan Insya Allah saya akan masih mampu lanjut mengharapkan bahwa pada suatu hari nanti akan ada warga Indonesia memperoleh anugerah Nobel. Merdeka!

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya