Berita

Ilustrasi/Net

Jaya Suprana

Mencari Biang Keladi Sindroma Havana

SENIN, 25 OKTOBER 2021 | 12:28 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

PADA awal Oktober 2021, terberitakan bahwa sekurangnya lima keluarga terkait dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bogota, Kolumbia diduga terpapar Sindroma Havana.

Havana

Sebulan setelah akhir November 2016, saya menghadiri upacara penghormatan terakhir terhadap Fidel Castro di Havana, Kuba, belasan diplomat dan petugas CIA di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana mendadak menampilkan berbagai symptom misterius.

Secara mendadak tanpa pra-gejala, mereka menderita pusing kepala, keletihan, kemerosotan daya lihat dan dengar, gangguan kognitif parah, tinnitus, kabut otak, vertigo dan kehilangan daya kontrol motorik.

Menyusul peristiwa misterius di Havana itu, dilaporkan bahwa ratusan diplomat dan personal US Embassies di seluruh dunia menderita symptom yang sama. Maka gejala misterius yang pertama kali terjadi di Havana itu disebut sebagai Sindroma Havana.

Kesimpulan

Sejak 2017, agensi inteligen, departemen dalam negeri dan pertahanan, staf Gedung Putih beserta para ilmuwan kesehatan pemerintah mau pun non-pemerintah telah sibuk menganalisa data demi mencari biang keladi penyebab Sindroma Havana.

Akibat perbedaan gejala dari kasus ke kasus bahkan dari insan ke insan, maka sangat sulit diambil kesimpulan yang meyakinkan. Namun dapat dipaksakan beberapa kesimpulan seperti misalnya serangan enerji frekuensi radio, agen infeksi, dampak kimiawi maupun faktor psiko-sosial.

Sampai kini masih tidak dapat dicapai kesimpulan yang disepakati bersama tentang kesimpulan mana yang benar. Meski banyak yang berpendapat bahwa Sindroma Havana merupakan suatu bentuk terorisme dengan mendayagunakan teknologi untuk meneror kesehatan korban.

Misteri

Sementara para ilmuwan masih belum sepakat mengenai penyebab Sindroma Havana, ternyata kasus terbaru Sindroma Havana dilaporkan terjadi di Kedutaan Amerika Serikat di Bogota, Kolumbia. Sebelum Bogota, Sindroma Havana terjadi di Wina.

Akibat teori penyebab tidak bisa dibuktikan sebagai benar maupun tidak benar, maka para penderita Sindroma Havana hanya bisa ditangani secara kasus per kasus serta insan per insan sesuai dengan gangguan kesehatan yang diderita masing-masing penderita.

Satu-satunya kesimpulan yang bisa diambil secara sepakat adalah bahwa para penderita Sindroma Havana di manapun mereka berada di berbagai penjuru dunia pada hakikatnya menderita gangguan penyakit yang sama dengan yang diderita oleh para diplomat dan staf CIA di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana, Kuba pada bulan Desember 2016.

Maka dapat disimpulkan bahwa penyebabnya pasti sama, namun belum dapat diketahui penyebab yang mana. Yang dapat dipastikan adalah meski saya memang berada di Havana sebulan sebelum kasus pertama Sindroma Havana terjadi di Kedutaan Besar Anerika Serikat di kawasan Morekon, Havana mohon dimaafkan bahwa terpaksa saya menegaskan bahwa biang keladi Sindroma Havana pasti bukan saya!

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya