Berita

Mantan sekretaris jenderal PBB, Ban Ki-moon dan Presiden China Xi Jinping dalam suatu kesempatan/Net

Dunia

Mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon: Tanpa Xi Jinping, Tidak Akan ada Perjanjian Iklim Paris

SENIN, 25 OKTOBER 2021 | 11:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kepopuleran Presiden Xi Jinping selama memimpin Republik Rakyat China banyak diakui tokoh dunia, salah satunya mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Ban pernah menyebut Xi sebagai seorang pria dengan visi berorientasi masa depan.

Selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB, Ban sering berinteraksi dengan Xi dalam banyak kesempatan.

Salah satu yang paling tak terlupakan, katanya, adalah bagaimana Xi berusaha keras untuk mempromosikan ratifikasi Perjanjian Paris yang dimenangkan dengan susah payah tentang perubahan iklim, sebuah ancaman besar bagi kemanusiaan yang telah lama berada di puncak agenda PBB.

Terobosan besar datang ketika Xi mengundang Ban dan kemudian Presiden AS Barack Obama untuk mengunjungi kota Hangzhou di China timur pada 3 September 2016, satu hari menjelang pembukaan KTT G20 Hangzhou.

“Pada peristiwa yang sangat tidak terduga, Xi dan Obama sama-sama memberi instrumen ratifikasi kesepakatan Paris,” kata Ban.

“Itu bersejarah,” ujarnya, menjelaskan bahwa langkah bersama seperti itu oleh China dan Amerika Serikat adalah ‘vital’ karena mendorong pihak lain untuk mempercepat proses ratifikasi. Dua bulan setelah acara Hangzhou, kesepakatan itu secara resmi mulai berlaku.

“Seandainya (tidak ada) inisiatif Presiden Xi Jinping, kita tidak akan memiliki kesepakatan perubahan iklim Paris bahkan sekarang. Kemudian saya benar-benar menghela nafas dengan lega,” kata Ban. “Dunia telah diselamatkan,” ujarnya.

Sejak saat itu, China semakin mengintensifkan transformasi menuju pembangunan hijau. Sekarang Xi telah mengumumkan bahwa China bertujuan untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060, yang berarti negara berkembang akan menyelesaikan pengurangan intensitas emisi karbon terbesar di dunia dalam waktu tersingkat dalam sejarah global.

“Hanya ada satu Bumi di alam semesta dan kita umat manusia hanya memiliki satu tanah air,” kata Xi di Kantor PBB di Jenewa pada 2017.

“Kita seharusnya tidak hanya memikirkan generasi kita sendiri, tetapi juga bertanggung jawab untuk generasi masa depan,” ujarnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya