Berita

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman/Net

Dunia

Mantan Intelijen Saudi Beberkan Kemungkinan Putra Mahkota MBS Bunuh Raja Abdullah

SENIN, 25 OKTOBER 2021 | 09:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kontroversi mengenai Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud atau yang kerap dikenal MBS seakan tidak pernah ada habisnya.

Seorang mantan pejabat intelijen Saudi, Saad Aljabri, baru-baru ini mengungkap informasi mengejutkan ketika diwawancara di sebuah program televisi CBS.

Aljabri mengatakan, MBS pernah membual pada 2014 bahwa ia memiliki "cincin racun dari Rusia" yang bisa membunuh Raja Abdullah.

Ketika itu Raja Abdullah tengah berkuasa di Arab Saudi. Kemudian pada awal 2015, Raja Abdullah meninggal dunia, digantikan oleh Raja Salman yang merupakan ayah MBS. Sementara dua tahun setelahnya, MBS sendiri menjadi pewaris takhta dan penguasa de-facto.

Aljabri diketahui merupakan tangan kanan mantan putra mahkota Pangeran Muhammad bin Nayef, yang saat ini menjabat sebagai menteri dalam negeri. Nayef sendiri merupakan sepupu yang lebih tua dan saingan dari MBS.

Di bawah kekuasaan Nayef, Aljabri menjabat sebagai penghubung utama antara dinas intelijen Saudi dan Barat, terutama setelah serangan teror September 2001 di AS.

Mantan wakil direktur Central Intelligence Agency (CIA) Michael Morell, mengatakan Aljabri menyelamatkan banyak nyawa orang Saudi dan Amerika dalam peran intelijennya sebelumnya.

Tetapi ketika MBS mendapatkan kekuasaan, Aljabri pergi ke Kanada, tempat ia mengasingkan diri.

Pada 2020, Aljabri mengajukan gugatan federal di Washington, menuduh MBS mengerahkan operasi di AS untuk melacaknya dan mengirim tim untuk membunuhnya. Itu terjadi beberapa pekan setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Aljabri menyebut MBS ingin membunuhnya karena takut dengan informasi yang ia miliki.

"Saya pikir akan terbunuh suatu hari nanti karena orang ini tidak akan beristirahat sampai dia melihat saya mati," ujarnya kepada CBS.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Saudi menyebut Aljabri merupakan mantan pejabat pemerintah yang didiskreditkan dengan "sejarah panjang mengarang" dan menciptakan gangguan untuk menyembunyikan kejahatan keuangan yang diduga dilakukannya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya