Berita

Kemal Kılıcdaroglu, Presiden Partai Rakyat Republik/Net

Dunia

Sesalkan Pengusiran 10 Dubes, Pemimpin Oposisi CHP: Erdogan dengan Cepat Menyeret Turki Ke Jurang

SENIN, 25 OKTOBER 2021 | 07:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengusiran 10 duta besar yang dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat kecaman dari  pemimpin oposisi utama dari Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu. Menurutnya, pengusiran itu seharusnya tidak perlu terjadi.

Lewat akun Twitternya, Kilicdaroglu mengatakan bahwa apa yang dilakukan Erdogan adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari kesulitan ekonomi Turki.

"Alasan dari langkah-langkah ini bukan untuk melindungi kepentingan nasional tetapi untuk menutupi kegagalannya dalam kehancuran ekonomi," cuitnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/10).

Kilicdaroglu mengatakan Erdogan dengan cepat menyeret negara itu ke dalam jurang.

Pada Sabtu (23/10), Erdogan memerintahkan para utusan dari 10 negara dinyatakan sebagai 'persona non grata' karena menyerukan pembebasan Osman Kavala dari penjara.

Bagi Erdogan, para utusan telah gagal untuk menghormati peradilan Turki dan tidak memiliki hak untuk menuntut pembebasan Kavala.

Namun, hingga Minggu malam (24/10), belum ada tanda-tanda bahwa Kementerian Luar Negeri Turki melaksanakan instruksi yang akan membuka keretakan terdalam dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaan Erdogan itu.

Krisis diplomatik bertepatan dengan kekhawatiran investor tentang jatuhnya lira Turki ke rekor terendah setelah bank sentral, di bawah tekanan dari Erdogan untuk merangsang ekonomi, secara tak terduga memangkas suku buniga sebesar 200 poin pekan lalu.

Lira mencapai titik terendah baru sepanjang masa di awal perdagangan Asia, melemah 1,6 persen menjadi 9,75 per dolar dalam sebuah langkah yang dikaitkan oleh para bankir dengan komentar Erdogan. Ini telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya sepanjang tahun ini.

Kavala, seorang kontributor untuk banyak kelompok masyarakat sipil, telah dipenjara selama empat tahun, didakwa membiayai protes nasional pada 2013 dan atas keterlibatan dalam kudeta yang gagal pada tahun 2016. Dia menyangkal tuduhan tersebut dan tetap ditahan sementara persidangannya berlanjut.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya