Berita

Jaya Suprana/Ist

Jaya Suprana

Sabar Menanti Pemerintah Minta Maaf

SABTU, 23 OKTOBER 2021 | 08:58 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

BRIGADIR Polisi berinisial NP meminta maaf kepada mahasiswa berinisial FA yang dibanting NP saat kemelut aksi demo di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (13/10/2021). Aksi Brigadir NP membanting FA terekam dalam sebuah video singkat.

Dalam video tersebut, FA dipiting lehernya lalu digiring oleh NP. Setelah itu, NP membanting korban ke trotoar hingga terdengar suara benturan yang cukup keras. Kemudian, seorang polisi yang mengenakan baju berwarna cokelat menendang korban.

NP menyatakan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. NP meminta maaf kepada keluarga korban. Setelah meminta maaf, NP mengajak korban untuk bersalaman kemudian NP memeluk korban.

Terharu

Membaca berita tersebut, rasa terharu merundung lubuk sanubari saya. Sikap dan perilaku Brigadir NP sangat layak dihargai dan dihormati sebagai sikap dan perilaku kesatria sejati yang berani mengaku bersalah serta minta maaf atas kesalahan dirinya.

Seyogianya sikap dan perilaku kesatria sejati Brigadir NP dapat menjadi suri teladan bagi seluruh anggota kepolisian maupun segenap petugas kepemerintahan dari jenjang terendah sampai ke jenjang tertinggi. Sebab pemerintah yang nafkahnya dibayar oleh uang rakyat sebenarnya sama sekali bukan majikan namun abdi rakyat.

Maka, sangatlah wajar apabila abdi rakyat memohon maaf dari rakyat. Bukan sebaliknya.

Maaf

Sehari setelah peristiwa Brigadir NP minta maaf ke FA, di pelataran di depan Istana Merdeka diselenggarakan acara Aksi Kamisan yang ke 700 kali oleh para keluarga yang kehilangan sanak keluarga pada peristiwa tragedi nasional di masa lalu.

Aksi Kamisan kini tidak cuma diselenggarakan di Jakarta namun sudah menyebar ke berbagai kota besar Indonesia. Memang sampai kini belum dapat diketahui siapa sebenarnya penembak putra ibu Sumarsih pada Tragedi Semanggi serta juga tidak diketahui siapa pembunuh warga pada Tragesi Mei 1998 maupun tidak diketahui siapa pembunuh ayah kandung saya pasca Tragedi G-30-S.

Secara prinsip memang pemerintah masa kini tidak berkewajiban untuk bertanggung jawab atas kesalahan pemerintah nasa lalu. Namun terkait dengan terbunuhnya para warga di tengah kemelut politik masa lalu, pada hakikatnya bukan berarti pemerintah sebagai abdi rakyat masa kini tidak berhak minta maaf untuk kesalahan pemerintah sebagai abdi rakyat masa lalu.

Alangkah indahnya, apabila Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara Indonesia masa kini yang secara de facto sama sekali tidak bersalah atas terbunuhnya para warga Indonesia pada tahun 1998 apalagi 1965 berkenan atas nama bangsa Indonesia memohon maaf atas kesalahan pemerintah Indonesia masa lalu yang telah menelan korban jutaan nyawa warga Indonesia.

Dengan adanya permintaan maaf dari kepala negara  masa kini maka dapat diharapkan bahwa peristiwa tragedi mengerikan di masa lalu tidak akan terulang terjadi kembali di  masa depan. MERDEKA!

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya