Berita

Pagar kawat berduri dipasang di sepanjang perbatasan Belarusia-Lithuania

Dunia

Tampik Tuduhan, Lukashenko: Biarkan Mereka Mencari Tahu Siapa yang Memindahkan Para Migran Ilegal ke Jerman dan Prancis

SELASA, 19 OKTOBER 2021 | 11:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belarusia menyayangkan apa yang telah dituduhkan Polandia dan Lithuania terhadap kebijakan pemerintahannya tentang migran ilegal.  

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dalam pernyataannya pada Senin (18/10) mengatakan bahwa Polandia dan Lithuania, dua negara yang memusuhinya, dengan sengaja menuduh Belarus secara artifisial menciptakan krisis migrasi. Padahal, justru keduanyalah yang sedang melakukan operasi khusus untuk membangun saluran mengangkut migran ke Jerman dan Prancis.

"Situasi yang menantang di perbatasan negara kita menjadi ancaman dan kita harus fokus terhadapnya," ujar Lukashenko seperti dikutip dari kantor berita BelTA, Senin (18/10).

Belarusia dan Polandia menghadapi krisis pengungsi selama beberapa tahun terakhir. Para pengungsi banyak yang berasal dari Timur Tengah dan beberapa negara lainnya. Para migran ilegal itu berupaya memasuki Eropa melalui jalur Belarusia, dan itu berarti membawa dampak yang sangat serius di perbatasan Belarusia dan Polandia, yang akhirnya menciptakan saling tuding satu sama lain.

Belarusia menuduh Polandia yang menyusupkan para migran ke wilayahnya, sebaliknya, Polandia juga menuduh bahwa Belarusia telah sengaja menciptakan krisis di perbatasan.

Pada akhirnya arus migran yang tidak terbendung lagi menguar hingga Jerman dan Prancis, menciptakan protes yang akhirnya melebar pada perselisihan tentang siapa yang harus bertanggung jawab.

Pihak berwenang Jerman telah mengeluhkan membanjirnya migran ilegal melalui rute Belarusia, memperkirakan bahwa arus migran yang tiba melalui Polandia dan Belarusia telah melonjak dengan lebih dari 4.300 ke negara itu sejak Agustus.

Mengenai arus migran ke Jerman dan Prancis, Lukashenko memiliki pandangan, bahwa Polandia dan sekurunya, Lithuania, memang membangun operasi khusus untuk membuat saluran untuk keberangkatan migran ke Jerman dan Prancis secara besar-besaran, bahkan hingga melanggar hak asasi manusia.

Jerman menjadi tujuan utama bagi orang-orang yang mencari perlindungan di Eropa. Jumlah mereka terus bertambah bahkan melebihi angka 100.000 pada tahun 2021.

Negara-negara UE sebelumnya menuduh Lukashenko dengan sengaja mendorong para migran dari daerah krisis, yang kemudian dibawa ke perbatasan dengan Polandia, Latvia atau Lithuania dan secara ilegal didorong ke wilayah UE, menurut laporan DW.

Langkah Lukashenko ini diduga untuk membalas sanksi yang dijatuhkan UE karena tindakan keras rezim Belarus terhadap gerakan pro-demokrasi negara itu.

Lukashenko pada akhirnya ingin mengungkapkan kepada Jerman dan Prancis yang mendapat arus migran ilegal, serta negara-negara UE, tentang apa yang telah menjadi skenario yang diciptakan Polandia dan Lithuania.

Menanggapi maraknya demonstrasi warga di Warsawa dan Vilnius yang menentang sikap pemerintahan Polandia untuk menahan migran ilegal, Lukashenko berpendapat bahwa warga belum memahami sepenuhnya. Para migran ilegal itu hanya transit saja di perbatasan  untuk kemudian mereka pergi ke negara-negara lain, itu tentu juga bagian dari skenario Polandia dan Lithuania.

"Jadi, biarkan mereka mencari tahu siapa yang memindahkan para migran ini ke Jerman dan Prancis,"  kata Lukashenko.

Ia juga merasa prihatin dengan kekerasan terjadi di perbatasan. Banyak migran yang menderita dan jumlah korban yang dilaporkan politisi Polandia beberapa kali melebihi data resmi.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya