Berita

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova/Net

Dunia

Bukan Salah Rusia atau China, Ancaman Demokrasi AS Datang dari Ketidakpercayaan Masyarakatnya Sendiri Terhadap Politisi

SELASA, 19 OKTOBER 2021 | 10:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekecewaan yang saat ini tumbuh dalam demokrasi Amerika tidak dapat disalahkan pada adanya pengaruh dari Rusia atau China. Rusia melalui juru bicara kementerian luar negerinya, mengecam klaim AS yang menuding bahwa peretas Rusia telah menjadi ancaman bagi demokrasi AS.

"Publik AS yang memang sudah tidak percaya lagi kepada politisi dalam negeri mereka sendiri," ujar Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/10).

Ia menekankan, bahwa ketidakpercayaan masyarakat AS yang justru menjadi ancaman nyata bagi demokrasi. AS harus mengakui itu dan bukan malah melimpahkannya kepada pihak lain.

“Ada persepsi yang semakin umum bahwa semua yang dikatakan oleh elit politik dan monopoli informasi global di AS adalah bohong," ujar Zakharova.

Menurut Zakharova, ini menunjukkan bahwa fokus terus-menerus Barat pada Rusia, propaganda media dan kekuatan cyber China telah salah tempat.

Ia kemudian mengingatkan agar AS tidak lagi menggunakan alasan 'peretas Kremlin' untuk permasalahan di dalam negerinya sendiri.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang diterbitkan oleh Universitas Chicago dan Pusat Penelitian Urusan Publik NORC Associated Press menunjukkan hasil tentang pandangan masyarakat AS terhadap politik di negaranya. Menurut survey itu, banyak orang Amerika yang meyakini bahwa penyebaran informasi yang salah adalah masalah, dan sebagian besar mengatakan itu adalah masalah yang tumbuh di dalam negeri.

Dalam survei yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 penduduk AS itu, 77 persen mengatakan bahwa media sosial memicu penyebaran informasi yang salah, sementara 72 persen menuding politisi. Hanya sedikit yang mengatakan Rusia dan China bertanggung jawab atas disinformasi.

Sheila Kohanteb, salah satu tim di balik penelitian tersebut mengatakan, masyarakat AS jelas menyalahkan politisi dalam negeri.

“Orang Amerika lebih cenderung menyalahkan politisi AS, perusahaan media sosial, dan pengguna media sosial atas penyebaran informasi, daripada menyalahkan pihak asing," katanya, seperti dikutip dari Russian Today.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya