Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke 20 yang digelar virtual pada Senin, 18 Oktober/Ist
RMOL.
Langkah kunci mewujudkan transformasi digital sebagai peluang baru
dalam pengembangan bisnis di kawasan ASEAN disampaikan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Pertemuan
Tingkat Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke 20 yang digelar
virtual pada Senin (18/10).
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh
Minister at the Prime Minister's Office and Minister of Finance
and Economy II Brunei Darussalam, Dato Dr. Amin Abdullah
ini, Airlangga menyampaikan lima langkah kunci dihadapan seluruh Menteri
Dewan MEA dari 10 Negara Anggota ASEAN.
"Kolaborasi ini menjadi
kunci dalam merancang kebijakan dan regulasi mengelola disrupsi dan
memaksimalkan keuntungan dari ekonomi digital melalui pendekatan
kolektif transformasi digital di ASEAN," ujar Airlangga.
Airlangga
selaku Ketua Dewan MEA mendukung penuh upaya berkelanjutan pada
peningkatan keterampilan digital UMKM melalui berbagai inisiatif di
ASEAN, seperti ASEAN SME Academy, Go Digital dan ASEAN Access, dan
integrasi UMKM ke dalam Rantai Pasok Global
(Global Value
Chain).
Apalagi, manta Menteri Perindustrian ini
melihat pandemi Covid-19 telah mengakselerasi proses transformasi
digital di dunia termasuk di ASEAN. Sehingga, dia mengajak negara-negara
di kawasan untuk memanfaatkan pasar internet yang tumbuh cepat di
dunia, guna membangun ekonomi digital ASEAN seperti e-commerce, dukungan
pada travel dan ride hailing.
Selain itu, Airlangga juga
menyebutkan Edutech dan Healthtech berpotensi menjadi sektor utama
pendukung ekonomi digital baru di ASEAN saat masa pandemi.
Sebagai
gambaran, dia mengungkap peningkatan pengguna internet di ASEAN dari
260 juta pada 2015 menjadi 400 juta pada 2020. Bahkan hingga Januari
2021, penetrasi pengguna internet di ASEAN telah mencapai 69 persen.
Dari
situ, Airlangga merinci lima langkah yang mendukung transformasi
digital. Yakni yang pertama, penciptaan regulasi yang inklusif, koheren
dan holistik untuk pengembangan ekonomi digital dan mendukung inovasi.
Kedua, memperluas infrastruktur telekomunikasi dan menjamin akses
internet yang terjangkau.
Kemudian yang ketiga, memperkuat
kolaborasi dengan sektor swasta dalam penelitian dan perumusan
kebijakan. Kelima, mempercepat literasi digital dan mempersiapkan
talenta digital. Keenam, meningkatkan produktivitas dan inovasi melalui
digital di sektor publik.
Kaitannya dengan transformasi digital,
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
ini juga menekankan isu prioritas Sustainable, yang mana Indonesia
memberikan dukungan dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip ekonomi
sirkular sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan dan menciptakan
peluang peluang pekerjaan hijau.
"Hal ini sejalan dengan
kebijakan nasional dengan berkomitmen mengurangi limbah makanan hingga
50 persen dan limbah tekstil hingga 14 persen," ucap Airlangga.
Indonesia
yang akan memegang Kekeuatan ASEAN pada 2023 memegang peranan penting
dalam merumuskan arah ASEAN pasca 2025. Kata Airlangga, ada lima isu
penting yang perlu menjadi perhatian bersama bagi negara-negara kawasan.
Yaitu digitalisasi, teknologi dan inovasi; kesehatan Publik; perubahan
iklim dan kelangkaan sumber daya; perubahan kekuatan ekonomi global; dan
pergeseran demografi dan urbanisasi.
"ASEAN
Community
Post-2025 Vision perlu memperhatikan kondisi yang terjadi saat
ini melalui peningkatan kolaborasi penelitian dan pengembangan bidang
bioteknologi khususnya untuk mendukung kapasitas produksi vaksin di
ASEAN," ucap Airlangga.
"Pembahasan lebih lanjut terkait
penyusunan ASEAN Community Post-2025 Vision perlu melibatkan tiga pilar,
terutama dalam membahas isu-isu lintas sektoral yang sedang berkembang
dan kapasitas mekanisme kelembagaan ASEAN," tutupnya.