Berita

Naftogaz, perusahaan gas pemerintah Ukraina/Net

Dunia

Mantan PM Yatsenyuk: Pembelian Gas Tidak Tepat Sasaran, Ukraina Menderita Kerugian 5 Miliar Dolar AS

SENIN, 18 OKTOBER 2021 | 08:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ukraina menghadapi kerugian sebesar 5 miliar dolar AS atas harga gas yang melonjak tinggi. Kerugian tersebut bisa disebut tidak masuk akal mengingat Ukraina memiliki salah satu fasilitas penyimpanan gas terbesar di Eropa.

Mantan Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatsenyuk menyesali kerugian yang harus dibayar mahal pemerintah Ukraina atas keteledorannya terhadap pasokan gas. Kerugian bernilai 5 miliar dolar As itu tentu berefek luas bagi perekonomian negara itu di tengah krisis saat ini.

Menurut Yatsenyuk, atas kelalaian itu pemerintah Ukraina, harus bertanggung jawab karena gagal membeli gas dengan harga lebih rendah dan justru membayar lebih mahal.


"Sekarang, 5 miliar dolar AS akan ditarik dari kantong Ukraina. Pikirkan saja angka ini, lima miliar yang harus ditanggung pemerintah dan (perusahaan gas negara) Naftogaz!" ujar Yatsenyuk di saluran televisi Ukraina-24, seperti dikutip dari TASS, Minggu (17/10).

Yang penjadi keheranan Yatsenyuk, mengapa negara tidak membeli gas saat harga dipatok 250 dolar AS per 1.000 meter kubik, dan malah memborong gas ketika harga sudah melonjak sebesar 1.200 dolar AS per 1.000 meter kubik.

"Lima miliar dolar AS itu sama dengan pengeluaran pertahanan tahunan," kata Yatsenyuk.

Sebagai negara yang memiliki salah satu fasilitas penyimpanan gas bawah tanah terbesar di Eropa, Ukraina bisa menyimpan pasokan gas ke dalamnya saat harga gas rendah.

Meskipun ia yakin bahwa harga gas yang melonjak tinggi adalah spekulasi yang sudah diatur oleh Rusia lewat Gazprom-nya, tetapi ia tetap menyalahkan otoritas Ukraina atas kelalaian tidak membelian gas di saat harga belum naik.

"Formula kuncinya adalah membeli gas ketika harganya 250 dolar As per 1.000 meter kubik. Tidak semua orang mampu membelinya, karena tidak semua orang memiliki fasilitas penyimpanan gas. Tapi Ukraina memiliki salah satu fasilitas penyimpanan gas terbesar di Eropa dan Naftogaz dulu memiliki $2 miliar di rekeningnya. Uang ini bisa digunakan untuk membeli cukup gas dan memompanya ke fasilitas penyimpanan," katanya berapi-api.

Ukraina telah menghadapi krisis gas setelah Rusia menyelesaikan pembangunan pipa gas Nord Stream-2 dan setelah harga energi meroket di Eropa.

Ukraina telah berhenti membeli gas Rusia secara langsung sejak November 2015 dan menggantinya dengan apa yang dikenal sebagai virtual reverse flows dari Erop. Ini akhirnya berdampak negatif pada konsumen Ukraina.

Ukraina menolak untuk melanjutkan pembelian gas langsung dari Rusia dengan harga yang lebih rendah, berdasarkan kesepakatan 2019 yang dicapai oleh Viktor Medvedchuk, pemimpin Partai Platform Oposisi - For Life.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya