Berita

Formasi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan patroli pulau selama pelatihan pada 26 April 2018/Net

Dunia

Soal Kapal Perang AS dan Kanada Merapat di Selat Taiwan, Pengamat Beijing: Tidak Akan Bisa Halangi China Pertahankan Persatuan

SENIN, 18 OKTOBER 2021 | 06:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keberadaan dua kapal perusak milik Angkatan Laut AS dan sebuah kapal fregat Kanada di sekitar Selat Taiwan, menjadi sorotan sejumlah pengamat di Beijing. Menurut mereka, langkah AS membawa serta sekutunya menunjukkan ketidakmampuan negara itu untuk menahan kekuatan China.

Upaya Amerika untuk menggalang sekutu yang bertujuan menghalangi momentum pertumbuhan kekuatan China untuk mempertahankan persatuan nasional akan berakhir sia-sia.  China memiliki mekanisme respons yang matang terhadap setiap tindakan provokatif, begitu kata para ahli.

Pernyataan itu datang setelah otoritas pertahanan nasional China menyatakan pada Jumat (15/10) bahwa tentaranya akan mempertahankan kewaspadaan tinggi dan siap untuk berperang kapan saja.


Sebelumnya, lembaga think tank South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) melaporkan bahwa sekitar pukul 10 pagi pada hari Jumat, sebuah kapal perusak kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS dan sebuah kapal fregat kelas Halifax dari Angkatan Laut Kerajaan Kanada keduanya terlihat di ujung selatan Selat Taiwan saat mereka menuju ke utara.

"Banyak bukti menunjukkan bahwa kapal perang Kanada ini kemungkinan adalah HMCS Winnipeg. Jika ini terbukti benar, ini akan menjadi pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir kapal perang AS dan negara lain bersama-sama transit di Selat Taiwan," kata SCSPI, seperti dikutip dari Global Times, Minggu (17/10).

Menurut statistik Global Firepower 2021, Kanada berada di peringkat 21 dari 140 negara yang dipertimbangkan untuk tinjauan tahunan. Total personel militer Kanada diperkirakan berjumlah 112.500 orang. Memiliki 377 pesawat, di antaranya ada 62 pesawat tempur/pencegat, dan 64 buah kapal perang.

Sun Xihui, rekan peneliti di Institut Nasional Strategi Internasional Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan bahwa angka-angka ini menunjukkan bahwa kekuatan militer Kanada adalah tingkat kekuatan menengah dan ada masih ada kesenjangan besar dengan kekuatan besar seperti China, Rusia dan AS.

Wang Yunfei, seorang ahli angkatan laut yang berbasis di Beijing dan pensiunan perwira Angkatan Laut PLA, menggemakan pandangan Sun dan menyebut Kanada "keledai dalam kulit singa."

“Fregat kelas Halifax Kanada berada di belakang kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dan kekuatan angkatan laut PLA memiliki keunggulan dibandingkan frigat Kanada kelas ini. Jangkauan rudal anti-pesawat atau rudal anti-kapal dan sistem kontrol informasi Fregat kelas Halifax keduanya lebih lemah dari kapal perusak Tipe 052D China," kata Wang.

Sun mencatat bahwa setiap kali kapal perang asing transit di Selat Taiwan, kapal perang angkatan laut dan jet tempur udara Komando Teater Timur PLA melacak dan memantau mereka.

"Ini berarti China memiliki mekanisme yang matang dan stabil serta rencana respons. Tidak peduli gangguan yang dapat datang dari kapal perang satu negara atau beberapa negara, China yakin untuk mengatasinya," kata Sun.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya