Berita

Erdogan mengunjungi Somalia pada 2016 untuk membuka proyek yang disponsori Turki, termasuk fasilitas kesehatan dan kedutaan besar Turki terbesar di dunia/AFP

Dunia

Kukuhkan Jejak Turki, Erdogan Mulai Tur Diplomatik ke Afrika

MINGGU, 17 OKTOBER 2021 | 16:46 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Turki semakin mengukuhkan diri menjadi "alternatif" kerjasama dengan negara-negara di kawasan Afrika. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri akan memulai putaran lain dari tur diplomatik mulai akhir pekan ini (Minggu, 17/10). Rencananya ia akan berkunjung ke sejumlah negara di Afrika, termasuk Angola, Nigeria dan Togo.

Bersamaan dengan penandatanganan sejumlah kesepakatan dan kerjasama baru, perjalanan tersebut juga akan melihat forum bisnis yang menyatukan para pebisnis Turki dan lokal di setiap negara dalam upaya untuk memupuk hubungan dan kesepakatan antara negara di Afrika dengan Turki.

Kunjungan ini juga dilakukan menjelang dua acara besar yang telah dipersiapkan oleh pemerintah Turki, yakni KTT Bisnis Turki-Afrika akhir bulan ini dan KTT Turki-Afrika ketiga pada bulan Desember mendatang.

Jika mau sedikit menengok ke belakang, rekam jejak Turki dalam menggandeng negara-negara di Afrika bisa dilihat dengan jelas, terutama dalam hal pembangunan fasilitas publik. Di Rwanda, misalnya, pembangunan arena indoor terbesar di negara itu. Atau di Ghana, Turki ikut mengambil peranan dalam pembangunan masjid nasional.

Di Somalia, kehadiran Tuki bisa dilihat dari sebuah pangkalan militer di sana serta proyek kereta api sepanjang hampir 400 kilometer yang akan membantu memberikan akses langsung ke Ethiopia yang terkurung daratan ke rute perdagangan utama melalui pelabuhan Djibouti.

Ini hanyalah beberapa dari jejak kaki Turki yang semakin berkembang di Afrika sub-Sahara. Selama dua dekade terakhir, Turki berusaha menampilkan dirinya sebagai pemain alternatif di benua yang telah lama menyaksikan persaingan sengit antara kekuatan tradisional Eropa dan pendatang baru.

Erdogan sendiri juga mendukung resolusi damai untuk konflik Tigray di Ethiopia.

Kini, dengan tur Afrika terbaru, Erdogan hendak semakin mengukuhkan jejak kaki di kawasan tersebut.

Perhentian pertama Erdogan adalah Angola, sebuah negara yang mengalami transformasi politik dan ekonomi besar setelah hampir empat dekade pemerintahan Jose Eduardo dos Santos.

Presiden Angola Joao Lourenco, yang mengunjungi Turki tiga bulan lalu, telah mencari aktor ambisius untuk membantu mendiversifikasi ekonomi negaranya yang sangat bergantung pada minyak.

Sementara itu, Duta Besar Turki untuk Angola Alp Ay, percaya bahwa Ankara dapat menjadi bagian dari transformasi negara itu.

“Sebuah Angola yang merangkul dunia global dengan kebijakan luar negeri yang aktif dan struktur ekonomi yang lebih kuat akan menguntungkan Angola dan seluruh kawasan. Oleh karena itu, Turki siap berkontribusi dalam proses reformasi, terutama dalam hal diversifikasi sumber daya ekonomi, penguatan infrastruktur, dan penciptaan lapangan kerja baru,” kata Ay kepada Al Jazeera.

Pemberhentian kedua Erdogan adalah Nigeria. Ini adalah mitra dagang utama Turki di Afrika sub-Sahara dengan volume perdagangan mencapai 754 juta dolar AS pada tahun 2020.

“Hubungan Turki dengan dua negara terkemuka, Nigeria dan Angola, yang memiliki sumber daya energi yang sangat besar saat ini jauh di belakang potensi mereka,” kata Murat Yigit, dari Universitas Perdagangan Istanbul.

“Tidak mengherankan jika mereka mulai berperan dalam pasokan energi Turki,” tambahnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Timnas U-23 Indonesia Akhirnya Bertemu Korsel

Selasa, 23 April 2024 | 07:58

Melawan KPK, Gus Muhdlor Resmi Ajukan Praperadilan

Selasa, 23 April 2024 | 07:30

Hari Ini Program Makan Siang dan Susu Gratis Dibahas KPK

Selasa, 23 April 2024 | 07:20

Genjot PNBP Lewat Pemanfaatan BBL, KKP Kembangkan SILOKER

Selasa, 23 April 2024 | 06:41

Saatnya Elemen Bangsa Berkolaborasi di Tengah Gejolak Geopolitik

Selasa, 23 April 2024 | 06:11

Kolaborasi TNI AL dan BI Pastikan Ketersediaan Rupiah di Mentawai

Selasa, 23 April 2024 | 05:50

Anies ke Markas Nasdem

Selasa, 23 April 2024 | 05:33

Putusan MK Ciptakan Krisis Kepercayaan

Selasa, 23 April 2024 | 05:11

Terduga Pembunuh Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading Dibekuk Polisi

Selasa, 23 April 2024 | 04:41

Usai Putusan MK, LaNyalla Ajak Rakyat Renungi Kembali Sistem Bernegara

Selasa, 23 April 2024 | 04:19

Selengkapnya