Berita

Politisi PDI Perjuangan Bambang Beathor Suryadi/Net

Politik

Beathor Suryadi: BPN Punya Alat yang Bisa Menjawab Derita Rakyat Atas Sengketa Lahan

KAMIS, 07 OKTOBER 2021 | 11:13 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Peta satu data pertanahan di Indonesia harus segera terwujud. Pasalnya, sebanyak 3.145 kasus sengketa masih belum terselesaikan hingga saat ini.

Politisi PDI Perjuangan Bambang Beathor Suryadi mengingatkan bahwa Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah memiliki alat perekam lahan tanah yang canggih dan mahal. Namanya Geospasial dan telah memiliki kekuatan hukum berdasarkan Peraturan Presiden 23/2021.

“Dengan alat ini akan terjawab, apakah lahan warga masuk ke dalam koordinat HGU, HGB milik orang lain atau justru di luar tapi dicaplok,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (7/10).

Menurut Beathor, secara hukum pemerintah harus melaksanakan Keputusan PK Nomor 61/K/TUN/2020 Mahkamah Agung agar membuka peta data lahan bagi warga yang memerlukan informasi tentang kepastian lahan miliknya.

Ini penting karena banyak terjadi sengketa antar warga pemilik lahan dengan PTPN dan warga dengan PT Swasta. Begitu juga warga dengan TNI-Polri.

Mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) itu, sekitar tahun 2017 ada MoU antara pihak BPN dengan TNI dan MoU BPN dengan Polri. Intinya jika Intansi Pemerintah tidak memiliki dokumen, maka lahan tanah harus dikembalikan kepada warga.

“Revolusi adalah keputusan PK Mahkamah Agung. Dan alat Geospasial akan menjawab bahwa BPN bukan gudang mafia tanah,” urainya.

Alat ini juga bisa memberi jawaban bagi derita warga yang berpuluh tahun menderita ketidakpastian hukum atas lahannya. Sebagian mereka kecewa dengan proses pengadilan, baik di tingkat PN, PT, maupun Mahkamah Agung.

“Bahkan ada juga warga yang menang inkrah tetapi lahannya tetap dikuasai pihak lain seperti di Kota Baru Parahyangan Bandung,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya