Berita

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/net

Dunia

Media China: Taiwan Semakin Ketakutan

RABU, 06 OKTOBER 2021 | 11:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Artikel berjudul "Taiwan dan Perjuangan untuk Demokrasi" yang ditulis Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menjadi sorotan China.

Dalam artikelnya yang diterbitkan majalah Foreign Affairs pada Selasa (5/10), Tsai mengklaim bahwa jika Taiwan jatuh konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem aliansi demokrasi.

Ini jelas menunjukkan bahwa Tsai dan pemerintahan Taiwan benar-benar ketakutan, dan berupaya mengantisipasi jika upaya pemisahan diri mereka telah menemui jalan buntu.


Editorial media China mengomentari apa yang ditulis Tsai. Mengatakan bahwa sebagai pos terdepan anti-China dari Strategi Indo-Pasifik AS, cepat atau lambat Taiwan akan dihancurkan oleh China.

Saat ini, mereka sangat tidak percaya diri bahwa AS dan sekutunya akan sepenuhnya mempertahankan pulau itu, tulis media corong pemerintah China Global Times dalam Op-Ed nya.
 
Dalam konteks ini, Tsai menulis artikel untuk menggarisbawahi bahaya saat ini, menyerukan AS dan sekutunya untuk memperkuat komitmen mereka ke pulau Taiwan dan untuk menghalangi upaya-upaya China.

Media tersebut juga mengatakan langkah Taiwan saat ini untuk meminta perlindungan dari AS sebagai sebuah kesalahan.

“Jelas bagi semua orang bahwa Taiwan telah menggigit lebih dari yang bisa dikunyahnya. Ada periode kerjasama damai antara daratan China dan pulau Taiwan di mana kedua belah pihak mencari pembangunan bersama.

“Praktik Taiwan bertindak sebagai pos terdepan strategis melawan China dengan imbalan perlindungan AS, adalah pertaruhan paling gila dalam sejarah politik internasional,” tulis media itu.

Media China juga ikut menyoroti wawancara Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dengan ABC News Australia pada Senin (4/10), yang mengatakan bahwa negaranya saat ini sedang mempersiapkan perang dengan China daratan.  

“Tidak ada kekuatan di dunia yang keinginan untuk membela Taiwan lebih kuat dari keinginan China untuk melawan pemisahan diri dan mencapai reunifikasi," tulis Global Time.

“China berani melakukan pertarungan hidup dan mati melawan kekuatan apa pun yang menghalangi reunifikasi," lanjutnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya