Berita

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan/Net

Dunia

Digadang-gadang Ciptakan Lapangan Kerja Besar-besaran, CPEC Gagal Serap Angka Pengangguran Pakistan yang Justru Bertambah

SELASA, 05 OKTOBER 2021 | 08:46 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang bernilai 60 miliar dolar menjadi salah satu kebanggaan pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan.

Berulang kali, Khan menyebut CPEC akan mendorong pembangunan sosial-ekonomi di Pakistan, yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja skala besar.

Tapi hingga saat ini, setelah kurang lebih delapan tahun disepakati, CPEC tidak memberikan pengaruh signifikan.

Data dari Institut Ekonomi Pembangunan Pakistan (PIDE) menunjukkan, 24 persen orang yang memiliki setidaknya gelar sarjana tidak memiliki pekerjaan.

Menurut India Narrative, angka tersebut tidak memberikan gambaran sebenarnya. Lantaran banyak orang berpendidikan yang menganggur akhirnya mencoba mendaftarkan diri ke pendidikan yang lebih tinggi karena putus asa. Sehingga angka sebenarnya bisa lebih tinggi.

Seorang mantan diplomat Rajiv Dogra menilai, CPEC memang memiliki keterbatasan kemampuan untuk menjadi job generator.

"Adalah keliru bahwa CPEC akan mengarah pada penciptaan lapangan kerja. Investasi CPEC yang substansial telah digunakan untuk membangun jalan raya dan jalan raya, oleh karena itu ini bukan pengganda pekerjaan," jelasnya.

Selain itu, Dogra menambahkan, dalam hal statistik, Pakistan adalah masyarakat yang buram dan data ketenagakerjaan tidak mencakup beberapa sektor termasuk pertanian.

Dogra juga mengatakan bahwa proyek-proyek CPEC memiliki tingkat bunga yang tinggi dan bagian dari pendapatan yang dihasilkan masuk ke China, menyisakan sedikit untuk Pakistan.

Pada Juli hingga Juni tahun lalu, total aliran FDI yang masuk ke Pakistan diperkirakan sebesar 1,87 miliar dolar AS. Itu turun dari 2,598 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

China sendiri merupakan investor terbesar Pakistan. Sebagian dari keseluruhan FDI ke Pakistan dari China diarahkan ke CPEC.

Tetapi dalam beberapa waktu terakhir, China menyatakan keprihatinannya atas situasi keamanan yang memburuk setelah serentetan serangan teror.

Selain itu, risiko korupsi yang tinggi juga menjadi perhatian yang menjadi penghambat masuknya perusahaan asing ke negara tersebut. Terlebih Pakistan belum menandatangani Konvensi Anti-Korupsi OECD.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya