Berita

Bendera Taliban terlihat di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan, pada 16 September 2021/Net

Dunia

Disertai Ancaman, Pengadilan Taliban Panggil Penerjemah Afghanistan yang Sebelumnya Bekerja untuk Belanda

SABTU, 02 OKTOBER 2021 | 11:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengadilan Taliban dilaporkan telah memanggil para penerjemah Afghanistan yang sebelumnya bekerja untuk Belanda dan mengancam keluarganya jika mereka tidak menyerahkan diri.

Laporan itu pertama kali disiarkan televisi publik Belanda NOS pada Jumat (1/10) waktu setempat.

Penerjemah yang dimaksud saat ini dikatakan sedang dalam persembunyian. Namun dalam sebuah surat peringatan dikatakan bahwa anggota keluarga mereka akan bertanggung jawab jika mereka gagal muncul di pengadilan.

"Mereka akan dihukum berat untuk memberi pelajaran kepada pengkhianat lain," kata sebuah surat dari Taliban, yang disiarkan oleh penyiar seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/10).

NOS mengatakan orang yang dimaksud, yang sebelumnya bekerja untuk badan kepolisian Uni Eropa Europol di Afghanistan, dituduh mengambil uang yang tidak terhormat dan terlarang dari orang asing.

“Kami akan membalas dendam. Jika kami tidak dapat menghubungi Anda, kami akan menyelesaikan masalah dengan orang-orang terdekat Anda,” kata surat lain kepada seorang penerjemah yang dituduh Taliban bertanggung jawab atas kematian beberapa pejuang mereka.

Semua indikasi menunjukkan bahwa surat-surat yang dibubuhi segel resmi itu dikirim oleh Taliban, kata NOS.

Dikatakan bahwa Taliban telah menghubungi sekitar 10 penerjemah atau orang yang pernah bekerja untuk Belanda dan semuanya mengatakan situasi mereka semakin sulit.

Taliban pada bulan Juni mendesak penerjemah yang telah bekerja untuk pasukan asing untuk bertobat tetapi mendesak mereka untuk tetap tinggal di Afghanistan setelah penarikan pasukan asing dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan dirugikan.

Tepat setelah mengambil alih kekuasaan, Taliban mengumumkan amnesti umum bagi pejabat pemerintah dan militer Afghanistan.

Namun terlepas dari janji mereka untuk tidak membalas dendam, sebuah laporan rahasia PBB mengatakan bahwa Taliban melacak orang-orang yang bekerja dengan pasukan asing.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya