Berita

Sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC)/Net

Dunia

Pernyataan 65 Negara Anonim di Dewan HAM PBB: Berhenti Menggunakan Dalih Hak Asasi Manusia untuk Menyerang China

SABTU, 25 SEPTEMBER 2021 | 09:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebanyak 65 negara di sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) kembali  mendesak agar semua pihak tidak menggunakan alasan hak asasi manusia untuk menyerang China.

Kelompok negara, yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan itu, mengatakan bahwa kritik terhadap tindakan China di Hong Kong, Tibet, dan Xinjiang merupakan campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan internal negara berdaulat.

"Kami menentang politisasi hak asasi manusia dan standar ganda. Kami juga menentang tuduhan tidak berdasar terhadap China karena motivasi politik dan berdasarkan disinformasi, dan campur tangan dalam urusan internal China dengan dalih hak asasi manusia," bunyi pernyataan yang disampaikan oleh perwakilan Pakistan di Dewan, atas nama semua penandatangan, seperti dikutip dari CGTN, Sabtu (25/9).

Negara-negara termasuk AS, Australia, dan Inggris telah mengambil garis yang semakin keras terhadap China, menjatuhkan sanksi pada organisasi dan pejabat yang dituduh memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.

China sendiri telah mengatakan tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan bahwa klaim kerja paksa, pemenjaraan sewenang-wenang, dan bahkan genosida terhadap orang-orang etnis Uighur, didasarkan pada disinformasi.

Mengenai kebijakan serta reformasi sistem pemilihan di Hong Kong, Beijing mengatakan itu sengaja dirancang untuk melindungi keamanan dan mata pencaharian ekonomi rakyat.

Kelompok 65 anggota PBB mengatakan mereka mendukung posisi China.

"Kami berpendapat bahwa semua pihak harus menghormati hak rakyat setiap negara bagian untuk memilih secara mandiri jalan pengembangan hak asasi manusia sesuai dengan kondisi nasional mereka, dan memperlakukan semua hak asasi manusia dengan penekanan yang sama," bunyi pernyataan itu.

Secara terpisah, perwakilan Belarus di UNHRC, Yury Ambrazevich, mengatakan kepada CGTN bahwa dia sepenuhnya mendukung kebijakan China.

"Ini tentang seruan kepada masyarakat internasional untuk menghormati kedaulatan China, seruan untuk menghormati hukum internasional dan piagam PBB, dan untuk menghormati prinsip non-intervensi urusan dalam negeri China," katanya.

Dukungan atas pernyataan juga datang dari perwakilan Venezuela.

"Setiap negara memiliki hak untuk menjaga keamanan nasionalnya melalui undang-undang. Venezuela menyerukan kepada semua negara untuk menegakkan dan menjaga jalan multi-lateralisme, solidaritas dan kolaborasi dan untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia melalui dialog dan kerjasama yang konstruktif,” katanya.

Sementara Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, menyampaikan pernyataan terpisah atas nama 20 negara juga termasuk Rusia, Iran, Sri Lanka dan Zimbabwe, mengkritik upaya untuk memaksakan konsep tunggal hak asasi manusia.

“Menutup mata terhadap masalah hak asasi manusia mereka sendiri, beberapa negara, di luar tujuan politik, terus ikut campur dalam urusan internal negara lain dengan dalih hak asasi manusia, dalam upaya untuk memaksakan nilai-nilai mereka sendiri pada orang lain,” kata Chen.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya