Jayanto Arus Adi di Pulau Buton/Net
MENIKMATI malam pertama di Vila Odios merupakan pengalaman istimewa. Gorden jendela sengaja kami buka, dus sembari berbaring menjemput mimpi bisa menikmati pemandangan malam. Terbang ke pulau mimpi tak perlu waktu lama, apalagi sebelum tidur kami sepat menikmati kuliner ikan bakar. Kerapu goreng yang kami pilih, ini termasu menu pilihan karena ikannya gede gede bener.
Puasa menyantap kerapu membuat tidur begitu lelap. Tak terasa matahari pagi menyergap dan kami segera bergegas bangkit dari tempat tidur. Kerlap kerlip pemandangan syahdu yang menghantarkan kami tidur berganti tema suasana pagi yang memanjakan. Kesegaran sisa hujan semalam masih membekas hingga pagi.
Matahari menghujam tebarkan kehangatan tiada duanya. Ah ini seperti di surga saja. Jadilah aktivitas pagi itu kami manfaatkan selfa selfi membidik banyak sasaran tak lupa juga bikin flog. ‘’……..selamat pagi, saat ini kami sedang berada di surga Pulau Buton …….’’. Begitulah kira kira video yang kami buat menjadi kenangan indah untuk bisa berbagai pada netizen.
Tugas utama sudah selesai, yakni koord dengan penyidik terkait aduan ke Dewan Pers. Meski menguras energi dan pikiran perjalanan seperti ini kami manfaatkan untuk agenda lain, seperti menikmati kuliner atau kunjungi destinasi wisata yang ada. Alhamdulillah Buton kaya potensi yang memiliki daya Tarik tinggi.
Trip kali ini seperti menyusuri Bumi Mutu Manikam yang lebih utuh. Bukan hanya pesona laut, karena melintas di sepanjang perjalanan dari Batauga, hingga Jembatan Lingkar melewati suasana perkampungan yang khas. Rumah khas Buton asli masih dijumpai di sini. Tak perlu waktu lama untuk sampai di Jembatan LIngkar.
Jembatan Lingkar Lapoili merupakan destinasi khusus bahkan masuk 10 besar Anugerah Pesona Indonesia 2021 terletak di Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan.
"Alhamdullilah jembatan Lapoili kita masuk nominasi 10 besar. Dan di 10 besar ini kita akan mengirim kembali video-videonya ke Ayo jalan jalan, karena sebelumnya hanya foto-foto dengan narasinya usulan yang kita kirim," ujar Waoda Rochani, anggota DPRD Buton Selatan kepada RMOL.Id.
Menurut Waoda Jembatan Lapoili yang terletak di Desa Wawoangi daerah itu merupakan salah satu dari tujuh destinasi wisata yang diusulkan yakni kategori destinasi dataran tinggi terpopuler (Tebing Labulengke), ekowisata terpopuler (wisata jeruk siompu), surga tersembunyi (pulau liwutongkidi dan pantai lakadao), destinasi baru (pantai tampano one), destinasi kreatif, dan situs sejarah (masjid tua wawoangi). "Jadi kami itu mengusulkan ada tujuh destinasi wisata dari di antara 18 kategori yang diminta,"tambahnya lagi.
Ia berharap, seluruh warga Sulawesi Tenggara dapat mendukung destinasi tersebut sehingga bisa mendapat juara melalui instagram, atau youtube, juga bisa melalui SMS (pesan singkat) dengan cara ketik API 15E kirim ke 99386, yang mana dibuka mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2021.
Sekali waktu sempatkan untuk bertandang ke sini. Kita dapat memuaskan mata menikmati pemandangan yang indah dan segar. Bahwa memang untuk itu perlu nyali karena kondisiya masih perawan, dus mesti hati hati menjadi tantangan yang lain. Tetapi pendek kata Jembatan Lingkar merupakan destinasi wisalta multi yang sangat memikat.
Lepas dari Jembatan Lingkar, kami lanjut untuk berburu spot lagi. Kali ini perjalanan menuju Bukit Lamandau. Tak jauh dari Jembatan Lingkar, Bukti Lamandau, seperti Namanya adalah spot wisata yang berlokasi di pinggang Bukit. Ketinggian sekitar 700 DPL, sehingga nuansa wisata yang disuguhkan adalah pemandangan dengan suasana yang sungguh segar. Terpaan angin membuat badan serasa bergoyang, juga kesejukan luar biasa.
Satu lagi dari Bukit Lamandau ini kita bisa menapa landskap luas membentang sungguh menghadirkan kedamaian luar biasa. Menyambangi destinasi ini pikiran melayang seperti menyaksikan padang savana di Quensland Australia. Tampak padang rumput luas menghampar. Menilik lokasinya dengan bukit menjulang tempat ini pas sekali untuk olah raga uji nyata seperti gantole, paralayang atau terbang laying.
Enak sekali di sini, apalagi hawanya sejuk, ditambah suguhan kopi hangat. Angin yang bertiup kencang hingga bunyinya bergemuruh. Betah berlama lama, sayang hari mulai larut tak pelak kami bergegas Kembali. Hujan seperti mengejar. Meski masih belum tuntas terpaksa kami undur meninggalkan kemegahan Bukit Lamandau.
Penulis adalah wartawan senior