Berita

Jurubicara DPP Partai Rakyat Adil Makmur (DPP Prima), Farhan Abdillah Dalimunthe/Ist

Nusantara

Dua Nelayan Ditangkap usai Demo Tambang, Partai Prima: Mana Integritas Polisi?

SENIN, 20 SEPTEMBER 2021 | 11:07 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada dugaan penyalahgunaan wewenang dan keberpihakan aparat keamanan kepada korporasi. Hal itu tercermin dalam tindakan represif aparat keamanan yang menangkap massa penolak aktivitas tambang PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS) di Konawe Selatan, Sabtu lalu (18/9).

“Pihak kepolisian harus menunjukkan integritasnya dengan segera membebaskan semua massa yang ditangkap," kata Jurubicara DPP Partai Rakyat Adil Makmur (DPP Prima), Farhan Abdillah Dalimunthe dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/9).

Aparat hukum juga harus menjelaskan alasan penangkapan massa. Sebab bila alasan batas waktu penyampaian pendapat, maka yang harus disalahkan adalah PT GMS karena tidak menemui massa sebelum batas waktu sesuai UU, yakni pukul 18.00.

Sebagai aparat hukum negara, polisi harusnya bersikap netral dan tidak berpihak. Apalagi melakukan tindakan represif kepada warga negara yang ingin menyuarakan aspirasi.

“Segera bebaskan Anhar Ketua LMND Kota Kendari serta dua nelayan, yakni Erwin dan Abdul Basir yang ditangkap saat aksi unjuk rasa agar tidak terjadi konflik berkepanjangan," tegasnya.

Sebanyak 700-an masyarakat dari desa Sangi-Sangi dan Ulu Sawa Kabupaten Konawe Selatan melakukan unjuk rasa di Site PT GMS terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat aktivitas perusahaan. Mereka menuntut aktivitas PT GMS dihentikan karena diduga mencemarkan lingkungan di Kecamatan Laonti.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Konawe Selatan sendiri pernah menyurati manajemen perusahaan PT. GMS pada Juni 2021 lalu karena tidak melaporkan rancangan pengolahan lingkungan dan penataan limbah B3.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya