Berita

Taliban/Net

Dunia

Lebih Terbuka, Taliban 2021 Berbeda dengan Taliban 1996

KAMIS, 16 SEPTEMBER 2021 | 14:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Bayangan publik terhadap Taliban di rezim terdahulu tampaknya sulit dihilangkan ketika kelompok itu berhasil merebut kembali kendali pemerintahan pada pertengahan Agustus lalu.

Tetapi pengamat hubungan internasional dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa, menyoroti banyaknya perbedaan antara Taliban saat ini dan di masa lalu.

"Ketika mereka menang perang sipil 1996, mereka membunuh pemimpin sebelumnya, (Mohammad) Najibullah misalnya. Tapi hari ini mereka tidak melakukan itu," kata Teguh dalam Diplomatic Forum yang digelar Voice of Indonesia bertajuk "New Geopolitical Map After Taliban's Return to Power" pada Kamis (16/9).

Selain itu, wartawan senior ini juga menggarisbawahi berbagai upaya Taliban untuk membuka diri terhadap dunia internasional. Taliban melakukan dialog di Doha, Qatar. Mereka berkomunikasi dengan China dan berbagai mitra lainnya, termasuk Indonesia.

Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar yang saat ini menjadi Wakil Perdana Menteri Afghanistan juga telah melakukan dua kali kunjungan ke Jakarta untuk bertemu dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Mereka mempelajari Pancasila. Mereka melihat bagaimana Indonesia dengan banyaknya perbedaan masih menjadi satu negara," terangnya.

"Saya pikir dan saya harap, dari berbagai pengalaman itu, Taliban bisa membentuk pemerintahan untuk Afghanistan, bukan hanya untuk Pashtun," imbuhnya.

Terlepas dari itu, Teguh yakin, Taliban menyadari dukungan dunia internasional untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan demokratis.

Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Muhammad Faisal Fayyaz yang turut hadir dalam kegiatan itu juga mengatakan, pemerintahannya terus mendorong agar Taliban merealisasikan komitmen mereka membentuk pemerintahan Afghanistan yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia.

"Itu prioritas kami untuk berbicara dengan Taliban, agar mereka juga berbicara dengan pihak-pihak lainnya. Perdana Menteri kami (Imran Khan) mengatakan, kami tidak boleh menjauhi mereka, kami harus mendorong mereka merealisasikan janji mereka, dan memberikan insentif," jelasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya