Berita

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Ujang Komaruddin: Mengganti Menteri Berpredikat Pembangunan Ibarat Seperti Berjudi

RABU, 15 SEPTEMBER 2021 | 23:07 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Presiden Joko Widodo sepertinya harus cermat dan penuh perhitungan dalam melakukan perombakan pos-pos Kementrian, khususnya Kementrian yang selama ini menjadi pengawal program utama Presiden Joko Widodo yakni pembangunan infrastuktur.

Menurut Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin, banyak proyek-proyek yang harus dikawal oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementrian Perhubungan sebelum Presiden Joko Widodo berakhir masa jabatannya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menegaskan, mengganti Menteri yang terpenting ialah harus didasari dengan kinerja, bukan berlandaskan politis.


"Pembangunan-pembangunan selama ini kan kerja-kerja dari Menteri-menteri sekarang ini. Persoalannya adalah, reshuffle itu hak prerogatif Presiden. Memang jadi seperti langkah judi (kalau Jokowi mengganti kedua Menteri tersebut),” kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/9).

Beberapa proyek strategis nasional yang tengah dijalankan oleh Kementrian PUPR antara lain  pembangunan 48 bendungan, pembangunan 406 km jalan tol, 25.000 hektare daerah irigasi, 2.012 lt/dtk SPAM, 9.705 unit rumah susun, serta rehabilitasi sekolah/perguruan tinggi/gedung olahraga. Kemudian oleh Kementrian Perhubungan yakni Pelabuhan Patimban, Bandara YIA dan Kereta Bandara YIA, MRT Jakarta, KRL Jogja-Solo serta pelabuhan di 10 destinasi

Kesemuanya, menurut Ujang dapat terwujud dan sesuai dengan terget. Dengan mengganti dua Menteri tersebut, maka dikhawatirkan bisa membahayakan kelanjutan pembangunan.

"Pasti terhambat, karena ganti Menteri dipastikan ganti kebijakan, oleh karena itu tadi, Presiden harus pandai-pandai untuk mengkalkulasi reshuffle itu, agar tidak terjadi itu tadi, kemandekan pembangunan," tandas Ujang.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya