Berita

Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal John E. Hyten/Net

Dunia

Jenderal Senior AS: Perang Melawan China dan Rusia Harus Dihindari Karena Bisa Menghancurkan Dunia dan Ekonomi

RABU, 15 SEPTEMBER 2021 | 11:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketika jumlah stok nuklir global semakin menumpuk dan banyak negara yang meningkatkan hulu ledak dan roket, maka sudah seharusnya semua pihak waspada dan mengurangi ketegangan demi mencegah terjadinya perang atom.

Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal John E. Hyten menyampaikan hal itu dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh think-tank Washington The Brookings Institution baru-baru ini.

Dalam pernyataannya, perwira senior AS itu juga mengungkap bahwa pihaknya sebisa mungkin untuk menghindari konflik dengan Rusia dan China, mengingat dampak yang akan ditimbulkannya kemudian.

“Kami tidak pernah (sejak dulu bahkan) melawan Uni Soviet,” katanya, seperti dikutip dari RT, Selasa (14/9).
 
“Tujuan kami adalah untuk tidak pernah berperang dengan China dan Rusia,” lanjutnya.
 
Menurut Hyten, peristiwa semacam itu hanya akan menghancurkan dunia dan ekonomi global.

“Ini akan berdampak buruk bagi semua orang, dan kita harus memastikan bahwa kita tidak menempuh jalan itu,” ujarnya.

Namun, sang jenderal melanjutkan, kesepakatan sebelumnya antara Moskow dan NATO setelah jatuhnya Uni Soviet menyimpulkan Rusia bukan ancaman lagi. Namun, pada saat yang sama, ia juga menuduh bahwa Rusia memodernisasi seluruh persenjataan nuklir mereka.

“Ini karena saya pikir mereka khawatir tentang AS,” ujarnya.

Meskipun saat ini sudah ada kemajuan hubungan antara Rusia dan China, Hyten mengatakan itu masih jauh dari stabilitas total.

Namun, dia mengatakan bahwa Washington semakin khawatir tentang kurangnya langkah serupa dengan China, negara yang dia duga sedang mengalami modernisasi nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Anda melihat ratusan silo (nuklir),” katanya.

“Dan omong-omong, tidak ada batasan pada apa yang dapat dimasukkan China ke dalam silo itu,” pejabat tinggi Pentagon itu memperingatkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya