Berita

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani/Net

Politik

Arsul Sani: Nilai Kekayaan Pejabat Jangan Hanya Dilihat dari Statistik Angka Rupiah

SENIN, 13 SEPTEMBER 2021 | 12:50 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kenaikan harta dan kekayaan pejabat negara yang dilaporkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus disikapi publik dengan arif dan bijaksana.

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani meminta publik untuk tidak langsung berprasangka buruk atas lonjakan harta kekayaan yang tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)

"Mari kita sikapi dengan proporsional dan teliti, tidak langsung membuat ruang prasangka," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin siang (13/9).

Ketelitian yang dimaksudkan adalah bagaimana melihat kekayaan atau harta pejabat negara tidak sekadar dari statistik tahunan yang tercatat dalam LHKPN di KPK.

Menurut Wakil Ketua MPR RI ini, ada beberapa faktor yang memungkinkan harta dan kekayaan pejabat negara seolah-olah bertambah di statistik. Tetapi, secara kuantitas kepemilikan tidak mengalami penambahan.

"Sebab kalau hanya dilihat dari nilai atau jumlah rupiahnya, maka bisa saja sebetulnya secara kuantitas banyaknya harta kekayaan tidak bertambah, namun karena nilai pasarnya naik," terangnya.

"Kemudian karena kenaikan itu dikoreksi nilai atau jumlah rupiah sebagai harga pasar dari kekayaan tersebut, maka ini kan tidak bisa dikatakan bahwa kemudian pejabat yang bersangsangkutan menjadi lebih kaya," sambung Arsul.

Dia mencontohkan kepemilikan tanah dan bangunan yang setiap waktu mengalami dinamika harga. Sehingga, laporan di tahun sebelumnya dengan tahun terbaru bisa berbeda di statistik kekayaan mengikuti nilai pasar dari tanah dan bangunan yang dimiliki pejabat.

"Berdasar harga pasar, maka bukan tidak mungkin terjadi lonjakan nilai kekayaan secara keseluruhan, apalagi kalau yang banyak memiliki tanah dan bangunan," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya