Berita

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kiri) dan Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh bersama-sama memimpin pertemuan ke-13 Komite Pengarah China-Vietnam untuk Kerjasama Bilateral di Hanoi, Vietnam, pada 10 September 2021/Net

Dunia

Pengamat: Kunjungan China ke Empat Negara Asia untuk Menjalin Kerja Sama, Bukan Melawan Pengaruh AS

SENIN, 13 SEPTEMBER 2021 | 08:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para pengamat Beijing memberikan sejumlah komentar positif mengenai kunjungan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke beberapa negara tetangga Asia; Vietnam, Kamboja, Singapura dan Korea Selatan.

Menurut mereka, kunjungan tersebut akan mampu memberi pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kerja sama di seluruh masalah ekonomi dan perdagangan. Juga dapat membangun rasa saling percaya politik dan visi bersama tentang lanskap keamanan di seluruh kawasan.

Para pengamat membantah tudingan yang mengatakan bahwa tujuan China adalah untuk melawan pengaruh AS di kawasan, merujuk pada kunjungan beberapa pejabat tinggi Gedung Putih sebelumnya ke negara yang disinggahi Wang.


Di antara empat negara dalam rencana perjalanan Wang, Vietnam dan Singapura telah menjamu Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Agustus, sementara Kamboja dan Korea Selatan masing-masing menyambut Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman pada Juni dan Juli.

Bagi Zhuang Guotu, presiden Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Tiongkok dan profesor terkemuka Universitas Xiamen, kunjungan Wang merupakan langkah positif menyusul undangan dari empat negara tetangga yang merupakan mitra penting China.

"Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mendorong kerja sama di berbagai bidang daripada melawan pengaruh AS di kawasan," kata Zhuang, seperti dikutip dari Global Times.

"Kunjungan itu dapat membantu mengelola perselisihan dalam keamanan regional dengan lebih baik, mengkonsolidasikan pertukaran tingkat tinggi dan menetapkan arah masa depan untuk kerja sama pragmatis di berbagai bidang," lanjutnya.

Zhuang memperingatkan negara-negara di kawasan itu untuk waspada terhadap campur tangan asing di luar kawasan.

Pengamat China lainnya menyebut bahwa kunjungan Harris dilakukan pada waktu yang salah dan ke target yang salah, serta hanya dapat memiliki efek negatif, sebaliknya kunjungan Wang menunjukkan hubungan yang kuat terhadap upaya AS untuk mengacaukan kawasan.

"Meskipun AS telah mengadopsi langkah-langkah yang mencoba untuk membuat irisan antara negara-negara tetangga dan China, hubungan persahabatan antara China dan tetangganya tidak akan rusak," kata Gu Xiaosong, direktur Institut ASEAN Universitas Laut Tropis Hainan di Provinsi Hainan China Selatan.

"Kerja sama dengan China adalah kepentingan mereka dan mereka tidak mau memilih pihak antara China dan AS," ujarnya, seraya mencatat bahwa upaya AS untuk mengganggu keharmonisan kawasan akan tidak berhasil.

Vietnam menjadi negara pertama yang dikunjungi Wang pada Jumat (10/9). Di sana, dia dan Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh bersama-sama memimpin Pertemuan ke-13 Komite Pengarah China-Vietnam untuk Kerjasama Bilateral diadakan di Hanoi.

Isu sensitif seputar masalah Laut China Selatan ikut dibahas Wang di Vietnam. Dia menyerukan agar kedua belah pihak bersama-sama menghindari tindakan sepihak yang dapat memperumit situasi dan meningkatkan perselisihan, bersama-sama berhati-hati dan waspada pada campur tangan dan hasutan dari kekuatan di luar kawasan.

Selain masalh maritim, Wang dan Minh juga membahas sejumlah kerja sama ekonomi China-Vietnam termasuk kesepakatan Belt and Road Initiative.

Wang juga menekankan keinginan untuk mempercepat ratifikasi perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son pada pertemuan Sabtu (11/9).

Usai dari Vietnam, Wang melanjutkan perjalanan dan tiba di Kamboja pada Minggu (12/9), untuk bertemu Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan pejabat lainnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya