Berita

Pakistan aktif kembangkan kemampuan nuklirnya/Net

Dunia

Ekspansi Pabrik Nuklir, Pakistan Bisa Punya 200 Hulu Ledak pada 2025

MINGGU, 12 SEPTEMBER 2021 | 06:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pakistan dilaporkan terus aktif memperluas persenjataan nuklirnya. Mereka memperbanyak hulu ledak, dan mengembangkan industri produksi bahan fosil.

Laporan itu dimuat dalam "Bulletin Of The Atomic Scientists" pada Kamis (9/9). Buletin yang berbasis di AS itu dibuat sejak 1945 oleh para ilmuwan yang menjadi bagian dari Manhattan Project, proyek untuk merancang dan mengembangkan bom atom pertama di dunia.

Laporan itu menyebut, Pakistan bisa memiliki 200 hulu ledak pada tahun 2025 jika terus melakukan pengembangan yang signifikan. Sementara untuk saat ini, Pakistan memiliki 165 hulu ledak.


“Pakistan jelas terlibat dalam peningkatan kekuatan nuklirnya yang signifikan dan telah berlangsung selama beberapa waktu,” kata jurnal tersebut, seperti dikutip Times of India.

Sebuah studi pada awal 2021 menyebut, Pakistan menghasilkan 690 gram tritium pada akhir 2020, cukup untuk meningkatkan lebih dari 100 senjata.

Berdasarkan analisis dari sejumlah besar citra satelit komersial, Pakistan memiliki peluncur dan fasilitas yang mungkin terkait dengan pengembangan nuklir di pangkalan angkatan udaranya.

“Dengan beberapa sistem pengiriman baru dalam pengembangan, empat reaktor produksi plutonium dan infrastruktur pengayaan uranium yang berkembang, bagaimanapun, persediaan Pakistan memiliki potensi untuk meningkat lebih lanjut selama 10 tahun ke depan,” kata laporan buletin.

Pakistan sendiri memiliki kompleks produksi bahan fisil, termasuk pabrik pengayaan uranium Kahuta di timur Islamabad, serta pabrik pengayaan di Gadwal di utara ibukota.

Empat reaktor produksi plutonium air berat tampaknya juga telah selesai dibangun di tempat yang biasanya disebut sebagai Kompleks Khushab. Sedangkan tiga reaktor di kompleks telah ditambahkan dalam 10 tahun terakhir.

Pabrik Pemrosesan Ulang Lab Baru di Nilore yang memproses ulang bahan bakar bekas dan mengekstrak plutonium, juga telah diperluas. Pabrik pemrosesan ulang kedua yang terletak di Chashma di bagian barat laut provinsi Punjab mungkin telah selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2015.

Adapun rudal berkemampuan nuklir dan peluncur bergeraknya dikembangkan dan diproduksi di Kompleks Pertahanan Nasional yang terletak di pegunungan Kala Chitta Dahr di sebelah barat Islamabad.

Dalam laporan itu, para pakar menekankan, perluasan senjata nuklir Pakistan bergantung pada penguatan program yang sama oleh India.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya