Berita

Wartawan senior, Teguh Santosa/RMOL

Dunia

Sepakat Dengan Prof. Azra, Teguh Santosa Dorong Jokowi Angkat JK Jadi Special Envoy Urusan Afghanistan

SABTU, 11 SEPTEMBER 2021 | 15:48 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Modal yang cukup dimiliki Indonesia untuk berperan aktif dalam menciptakan perdamaian di Afghanistan. Setidaknya, dengan menghapus prasangka akan terjadinya hal buruk usai Afghanistan dikuasai Taliban.

Pesan tersebut disampaikan wartawan senior, Teguh Santosa, saat berbicara dalam seminar daring bertema "Taliban, Radikalisme Global dan Masa Depan HAM Perempuan Indonesia" pada Sabtu (11/9).

"Kalau kita melihat modal yang kita miliki untuk mengubah wajah mereka (Afghanistan), saya tidak ada masalah, kita mesti melibatkan diri lebih jauh jika mengkhawatirkan hal-hal buruk," ujar Teguh.

Sebagai wujud konkretnya, Teguh mengamini usulan Profesor Azyumardi Azra yang meminta Presiden Joko Widodo menunjuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebagai utusan khusus dari Indonesia.

"Saya mendukung proposal yang disampaikan Profesor Azyumardi Azra agar Presiden Jokowi mengangkat Pak JK menjadi special envoy untuk urusan Taliban ini," kata pengajar Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah ini.

Pada forum tersebut, Azyumardi yang lebih dulu menyampaikan perspektifnya sebelum Teguh, menyatakan bahwa Indonesia harus memanfaatkan figur JK yang memiliki kedekatan dengan tokoh penting Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar.

Usulan tersebut, kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini, sudah disampaikan kepada Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.

"Makanya saya usulkan ke Menlu Retno Marsudi, bagaimana Presiden Jokowi mau enggak? Kalau mau Indonesia berperan membawa Taliban ini ke tengah," katanya.

"Termasuk untuk membela hak perempuan misalnya mengangkat mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Presidential Special Envoy for Peace Afghanistan," sambungnya.

Selain Teguh dan Azyumardi, acara yang dibuka Ketua Umum Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah (IKALUIN) Ace Hasan Syadzily, juga menghadirkan pembicara akademisi Siti Ruhaini Dzuhayatin.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Competency Development Program Hadir untuk Tingkatkan Kapabilitas Perwira Pertamina

Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:34

BNN akan Gandeng DEA AS soal Teknologi Penanggulangan Narkoba

Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:13

Komisi X: Mendikbud Tak Punya Grand Desain Pendidikan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:01

Menko Airlangga Geram IEU CEPA Digantung Uni Eropa hingga 7 Tahun

Sabtu, 18 Mei 2024 | 16:31

Gaduh UKT, Komisi X: Cabut Atau Revisi Permendikbud 2/2024!

Sabtu, 18 Mei 2024 | 16:12

Nuansa Politis Menguat di MK jika PPP Diloloskan Tanpa PSU

Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:36

Iran Kutuk Serangan Brutal di Bamiyan Afghanistan yang Tewaskan Turis Asing

Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:31

Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:27

Kelompok Bersenjata Afghanistan Tembak Turis di Tempat Wisata, 3 Warga Negara Spanyol Tewas

Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:03

Sambut Delegasi World Water Forum, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Siapkan Jalur Khusus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:45

Selengkapnya