Berita

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta/Repro

Politik

Peringatan Anis Matta agar Indonesia Tak Jadi "Residu" Perang Supremasi AS-China

JUMAT, 10 SEPTEMBER 2021 | 20:59 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Antisipasi perlu dilakukan Indonesia agar tidak menjadi residu dari perang supremasi antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menurut Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, Indonesia harus mewaspadai dampak tersebut karena dekat dengan salah satu spot perang supremasi, yakni Laut Cina Selatan.

Guna mengantisipasi perang supremasi itu, Anis lantas memberi catatan penting bagi angkatan perang militer Indonesia.


"Ingat, di militer Indonesia ini sudah puluhan tahun tidak punya pengalaman perang yang besar," ujar Anis saat webinar Moya Institute bertajuk 'Dampak Berkuasanya Kembali Taliban Bagi Keamanan Indonesia', Jumat (10/9).

Selain militer, hal lain yang perlu diwaspadai adalah soal ketimpangan ekonomi. Menurut pengamatan Anis, ketimpangan ekonomi di Indonesia masih berkaitan dengan dua isu, yakni agama dan etnis dan rawan dimanfaatkan.

"Sebab, kemiskinan ini banyak dialami oleh umat Islam, dan yang dominan di perekonomian adalah etnis China. Isu ini, bila dimanfaatkan oleh global player yang masuk akan menciptakan kekacauan di negeri ini. Maka, pemerintah harus menangani ini secara serius," lanjut Anis.

Berkenaan dengan kondisi Afghanistan yang kini dikuasai Taliban, Anis yakin hal itu tak berdampak besar bagi keamanan Indonesia. Sebab narasi yang dibawa Taliban sudah sangat berbeda dengan era 1990-an.

"Taliban kini memberi pengampunan pada orang-orang yang bekerja dengan pemerintah sebelumnya. Taliban kini juga menyatakan diri sebagai Imarah Islamiyyah, bukan Khilafah Islamiyyah, yang artinya Taliban hanya ingin berdaulat di teritori Afghanistan," demikian Anis Matta.

Sementara itu, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan, perubahan kekuasaan yang terjadi di Afghanistan kemungkinan besar memiliki pengaruh tertentu bagi Indonesia. Sebagai negara mayoritas Islam, Indonesia memiliki relasi dengan negara-negara Islam lainnya, termasuk Afghanistan.

"Apalagi, dalam sejarahnya, Afghanistan pernah menjadi training center para teroris. Hal ini yang harus kita waspadai," tegas Chappy.

Pada webinar tersebut, turut hadir pula mantan Dutabesar RI untuk PBB, Prof. Dr. Makarim Wibisono; mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim; pengamat politik internasional, Prof. Imron Cotan; dan Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya