Berita

Penjara Gilboa/net

Dunia

Apa yang Terjadi dengan Penjara Gilboa Israel, sehingga Enam Tahanan Berbahaya Bisa Kabur dengan Mudah?

SELASA, 07 SEPTEMBER 2021 | 10:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penjara Gilboa adalah penjara dengan keamanan tinggi di Israel utara. Banyak yang menyebutnya sebagai penjara paling aman. Kaburnya enam tahanan pada Senin pagi, adalah salah satu pembobolan penjara paling serius dalam sejarah negara itu.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Times of Israel dalam laporannya menulis, penjaga penjara begitu buta sampai-sampai tidak menyadari adanya kegiatan penggalian terowongan sepanjang itu dan petugas di menara pengawas mungkin direkrut oleh sistem perekturan yang sedang mengantuk. Mereka semua tidak peka pada sosok-sosok yang mencurigakan.


"Ini hanyalah beberapa kesalahan dan kelalaian yang membantu pelarian enam tahanan Palestina yang sangat berbahaya. Mereka  keluar dari salah satu penjara paling aman Israel pada dini hari Senin, dan belum tertangkap sampai saat ini," tulis Time of Israel.

Sehari sebelum pelarian, tahanan paling senior dari kelompok tersebut, Zakaria Zubeidi, mengajukan permintaan agar ia dipindahkan menjadi satu sel dengan lima tahanan lainnya, menurut laporan berita Channel 12.

Anehnya, permintaan itu langsung dikabulkan tanpa syarat dan prosedur. Layanan Penjara Israel biasanya memisahkan tahanan berdasarkan afiliasi kelompok teror mereka. Pihak penjara bahkan tidak menyadari adanya rencana pelarian itu.
 
Para tahanan yang kabur itu adalah kelompok teror yang berafiliasi dengan kelompok teror Jihad Islam Palestina (PIJ). Empat dari enam buronan bahkan didakwa dengan hukuman penjara seumur hidup sehubungan dengan serangan teroris mematikan terhadap Israel.

Mengapa penjagaan terhadap mereka begitu rendah sehingga mereka berhasil lolos?

Penggalian terowongan tidak mungkin dilakukan dalam waktu satu dua hari. Sel tempat Zubeidi dipindahkan  telah menjadi tempat pekerjaan penggalian diam-diam selama berminggu-minggu atau mungkin berbulan-bulan.

Mereka menggali lubang dari kamar mandi dan menutupinya dengan papan lantai. Bahkan, Channel 12 menyebutkan bahwa penggalian itu bisa memakan waktu selama setahun.

Namun, mereka memang tidak perlu menggali terlalu jauh di bawah tanah, karena penjara tersebut ditopang oleh tiang beton, jangkungan, dan mereka cukup merangkak di bawahnya sampai mereka mencapai area di luar pagar.

Penjara Gilboa pernah nyaris kebobolan pada percobaan pelarian tahun 2014, ketika penjaga penjara menemukan sebuah terowongan yang digali di bawah kamar mandi. Delapan tahanan yang dicurigai bekerja sama di terowongan itu adalah anggota Jihad Islam Palestina dan berbagi sel dan kamar mandi. Penjaga penjara menemukan terowongan setelah penyelidikan ekstensif, menggalkan rencana para tahanan untuk kabur.

Walla News melaporkan bahwa tiga dari pelarian itu pernah terlibat dalam upaya pelarian sebelumnya. Hebatnya, mereka masih diizinkan untuk berbagi sel yang sama.

Yang lebih 'lucu' lagi, denah cetak biru Penjara Gilboa tersedia secara online di situs web firma arsitektur yang merancang penjara. Ini juga menjadi jalan mulus bagi para tahanan yang punya nkiat kabur ditambah dengan penjagaan yang lalai.

Menteri Keamanan Publik Omer Barlev mengatakan bahwa ada rencana matang dalam pelarian itu dan tentju tidak bekerja sendiri. Para tahanan kemungkinan memiliki bantuan dari luar.

Setelah keluar dari terowongan, mereka tentu mengganti pakaian, lalu berlari sejauh tiga kilometer di mana sebuah kendaraan telah menunggu. Itu berarti mereka memiliki ponsel untuk berkomunikasi dengan pihak luar.

Sebuah sumber mengatakan, pelarian itu sangat mirip dengan plot acara TV musim Ramadhan 2014 di saluran TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas, di mana enam tahanan Palestina melarikan diri dari penjara Israel dari sebuah terowongan yang mereka gali dari kamar mandi sel mereka.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya