Berita

Presiden Soekarno/Net

Dunia

Belajar dari Perkembangan Situasi Afghanistan, Kebijakan Luar Negeri Indonesia Harus Lebih Imajinatif

SENIN, 06 SEPTEMBER 2021 | 08:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perkembangan situasi di Afghanistan tidak terlepas dari geopolitik di Asia Tengah sebagai wilayah jantung atau heartland yang menghubungkan Eropa dan Asia.

Kembalinya Afghanistan ke genggaman Taliban saat ini dinilai akan memperkuat aliansi strategis China, Rusia, Iran, dan Pakistan yang menerapkan kebijakan luar negeri berlandaskan geopolitik.

Belajar dari situasi ini, Direktur Eksekutif Global Future Institute, Dr. Hendrajit mengatakan, Indonesia harus lebih imajinatif dalam memformulasikan kebijakan luar negeri.

"Sudah seharusnya Indonesia selain tetap merujuk pada politik luar negeri bebas aktif, tapi (juga) harus lebih imajinatif, dengan inspirasi KAA Bandung 1955, maupun Gerakan Non Blok (GNB) 1961. Harus mempertimbangkan input-input geopolitik juga," terangnya dalam diskusi Obrolan Hati Pena pada Minggu sore (5/9).

Menurut Hendrajit, dalam pidato pembukaan KAA Bandung 1955, Presiden Soekarno telah memasukkan skema politik luar negeri berbasis geopolitik.

Ketika itu, Soekarno menekankan "Garis Hidup Imperialisme" yang membentang dari Selat Gibraltar, melalui Laut Tengah, Terusan Suez, Laut Merah, Lautan Hindia, Laut China Selatan, hingga Laut Jepang.

"Yang Bung Karno tidak sebutkan, itu adalah Jalur Sutera," kata Hendrajit.

Dengan semakin kuatnya geopolitik, ia mengatakan, Indonesia harus mengaktifkan kembali sarana-sarana yang sudah ada, seperti GNB dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

"Ide dasar Bung Karno itu bukan sekadar merespon terhadap Kutub Barat, Amerika-NATO, versus China Rusia. Tapi kekuatan ketiga, the third force. Ini yang saya kira Indonesia harus memanfaatkan momentum ini," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya