Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Penjahat yang Dibebaskan Rezim Taliban dari Penjara, Kini Memburu Hakim Perempuan yang Memenjarakannya

SENIN, 06 SEPTEMBER 2021 | 07:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah kisah mengerikan diceritakan oleh seorang hakim wanita Afghanistan yang kini berada di Eropa tentang bagaimana ia diburu oleh pria yang pernah dipenjara dan kini dibebaskan oleh pejuang Taliban setelah mengambil kendali pemerintah.

"Empat atau lima anggota Taliban datang dan bertanya kepada orang-orang di rumah saya: 'Di mana hakim wanita ini?' Mereka ini adalah orang-orang yang saya masukkan ke penjara," kata hakim yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu kepada Reuters dalam sebuah wawancara dari lokasi yang dirahasiakan.

Setelah menggulingkan Kabul dan mengklaim kemenangan, kelompok Taliban membebaskan banyak tahanan di seluruh negeri.


"Ini benar-benar membahayakan nyawa hakim perempuan," kata hakim Afghanistan tersebut.

Dia mengatakan yang menjadi kekhawatirannya saat ini adalah keselamatan keluarganya yang masih berada di Afghanistan.

"Mereka (keluarga saya) mengatakan bahwa mereka sangat ketakutan akibat teror total. Mereka memberi tahu saya jika mereka tidak diselamatkan, hidup mereka dalam bahaya langsung," ujarnya.

Hakim perempuan ini melarikan diri dengan bantuan sekelompok sukarelawan hak asasi manusia dan rekan asing di International Association of Women Judges (IAWJ).

Horia Mosadiq, seorang aktivis hak asasi manusia Afghanistan mengatakan, saat-saat ini beberapa kelompok menjadi sasaran Taliban, seperti hakim dan pembela hak asasi perempuan. 

"Tahanan yang dibebaskan menelepon dengan ancaman pembunuhan kepada hakim wanita, jaksa wanita, dan petugas polisi wanita, mengatakan 'kami akan mengejar Anda'," katanya.

Menteri Kehakiman Inggris Robert Buckland mengatakan pekan lalu bahwa London telah mengevakuasi sembilan hakim wanita dan terus mengupayakan selematan mereka.
Hakim-hakim ini bertanggung jawab untuk menjalankan aturan hukum dan memang benar mereka takut akan konsekuensi yang sekarang dapat mereka hadapi dengan bangkitnya Taliban," katanya.
Perempuan yang bekerja di bidang keadilan telah menjadi target profil tinggi sebelumnya. Dua wanita hakim Mahkamah Agung ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal pada bulan Januari. Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada saat itu bahwa kelompok mereka tidak terlibat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya