Putri India dari Afghanistan/Net
Putri bungsu Raja Amanullah dan Ratu Soraya yang memerintah Kerajaan Afghanistan pada 1919 hingga 1929 ikut buka suara mengenai perkembangan situasi di tanah airnya.
Putri India lahir di British India, India, satu bulan setelah ayahnya turun takhta pada Januari 1929 dan hidup di pengasingan. Saat ini putri yang berusia 92 tahun itu menetap di Italia.
Meski jauh dari tanah airnya, Putri India dikenal sebagai pejuang hak-hak perempuan di Afghanistan seperti sang ibu. Bahkan ia juga pernah menjadi salah satu dari 100 perempuan paling berpengaruh di abad ke-20.
Dalam sebuah wawancara dengan
Sputnik yang dirilis pada Minggu (5/9), Putri India mengungkap kegelisahan dan ketakutannya atas masa depan di Afghanistan. Bahkan selama 42 tahun terakhir, penderitaan, invasi, dan kehancuran terus dirasakan oleh rakyat Afghanistan.
Mengomentari penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO yang tergesa-gesa NATO, Putri India menyoroti perjanjian antara pemerintahan Donald Trump dan Taliban pada Februari 2020.
"Kami tidak mengetahui perjanjian Doha antara AS dan Taliban. Aneh bahwa mereka menaklukkan semua kota, dan terutama Kabul, masuk dengan sepeda motor dan mobil pick-up tanpa perlawanan dari pasukan Afghanistan," ujarnya.
Putri India menyebut, kehadiran AS dan sekutu-sekutunya selama 20 tahun terakhir yang tidak membuahkan hasil membuktikan bahwa mereka tidak mampu mengusir teroris dan membangun kembali negara.
Di sisi lain, ia juga mengaku skeptis dengan komitmen Taliban yang mengklaim memiliki wajah baru yang lebih baik dari rezim sebelumnya pada 1996-2001.
"Jika Taliban telah berubah, mengapa orang Afghanistan ketakutan melarikan diri?" kata sang putri.
Sebagai tokoh pejuang hak-hak perempuan, Putri India mengungkap keprihatinan yang mendalam atas nasib perempuan di negaranya sekarang.
Menurutnya, kehadiran Barat selama dua dekade di Afghanistan juga tidak memberikan pengaruh besar dalam upaya peningkatan hak-hak perempuan.
"Jadi saya akan berhati-hati untuk mengatakan 'kemajuan sosial yang signifikan' dicapai dalam mengurangi penderitaan perempuan di Afghanistan selama kehadiran pasukan barat," tambahnya.
Putri India sendiri berharap konflik dan kekerasan, yang meskipun terus terjadi, tidak akan menyebar ke negara tetangga.