Berita

Adian Radiatus/Net

Publika

Ada Apa dengan Islam Indonesia?

Oleh: Adian Radiatus
JUMAT, 03 SEPTEMBER 2021 | 20:06 WIB

SAYA bukan beragama Islam, tetapi kawan atau sahabat Islam saya cukup banyak. Kalau lingkungan saya berada apalagi. Tak perlu bertanya, hampir dapat saya bisa pastikan mana yang Islam dan bukan. Semacam naluriah alamiah karena sebab rasa kebersamaan manusiawi.

Keberuntungan terlahir di negara bermayoritas agama Islam yang ramah tamah dan penuh toleransi ini telah saya rasakan sejak masa kanak-kanak.

Hingga akhirnya sesuatu yang terasa aneh dan sangat mengganjal perasaan saya saat ini adalah melihat di antara umat Islam seakan saling 'berjarak' di antara sesamanya.


Ada beberapa peristiwa dalam ingatan saya akan serangan terhadap kelompok yang ditoreh penguasa sebagai 'garis keras' berujung label negatif ke agama Islamnya oleh para provokator pemecah belah.

Dulu ada peristiwa Tanjung Priok, ada peristiwa Banyuwangi, ada di Poso dan di daerah lainnya, termasuk di ibukota Jakarta ini.

Indikasi ekstrimis, separatis, atau teroris adalah jelas musuh NKRI, musuh Pancasila, musuh bersama termasuk musuh umat Islam yang rahmatan lil alamin.

Namun dari berbagai peristiwa yang menyerang citra kemurnian jati diri Islam sebagai agama pelindung kedamaian dan keharmonian itu, keadaan beberapa tahun terakhir ini yang masuk dalam memori perasaan nurani alamiah saya adalah telah terjadi 'kekaburan' akan makna kehidupan umat Islam Indonesia secara umum.

Masa kini saudara umat Islam kita tampak terbias oleh semacam kondisi 'pecahnisasi' oleh kaki tangan provokasi yang bergentayangan, namun tak dapat disebutkan secara kasat kata atau kasat kalimat.

Ditopang derasnya penolakan akan cara penguasa menangani berbagai keadaan dan perbedaan pendapat atau kritik keras yang menohok kebijakan yang tidak adil dan transparan.

Sumbu penyulut sangat terasa pascagerakan damai 212 yang sangat mengagumkan banyak pihak pencinta damai di dunia ini.

Gambaran keutuhan umat Islam di 212 ini adalah magnet kesejukan dan kepercayaan besar tentang cara Islam berjuang menghentikan penistaan pada agamanya.  

Tidak dapat dipungkiri adanya kelompok non-Islam yang merasa waswas dengan umat Islam akibat pencitraan negatif yang dibangun oleh mereka yang memiliki kepentingan individu atau kelompok semata.

Dan yang sungguh menyedihkan hal itu justru dibalut dukungan oleh kalangan Islam sendiri dalam kepentingan individu atau kelompok juga.

Gambaran Islam sebagai agama jahat, penuh kekerasan, berlawanan arus, intoleran, kejam dan sadis, disiramkan bagai minyak seember ke onggokan api unggun yang sebenarnya memberi kehangatan, diubah menjadi seakan api membara ketakutan. Kadrunisasi adalah bagian 'minyak' itu.

Kehidupan semacam ini yang menimpa stigma negatif dan kelabu umat Islam seyogyanya tak boleh terjadi dibumi Merah Putih ini.

Kita ingin berjalan ke mana saja, kapan saja, selalu ada rasa persaudaraan yang hangat tanpa kepura-puraan.

Di tengah adanya perbedaan bahkan 'kezaliman' di antara saudara umat Islam setidaknya ada semangat ukhuwwah Islamiyyah yang menjadi suri teladan juga bagi umat non-Islam lainnya.

Jangan membisu hanya karena takhta dan harta yang disebar namun ada tersirat kebatilan di dalamnya.

Semua harapan ini semata hanyalah ungkapan suara hati dan jiwa yang hendak mencari jawaban ada apa dengan Islam Indonesia agar tak hilang ruang persaudaraan sejati, seperti masa sebelum sekarang ini.

*Pemerhati masalah sosial dan politik.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya