Berita

Tentara Yaman dalam iring-iringan truk pick-up bersenjata dan kendaraan lapis baja di sisi jalan selama serangan untuk merebut kota pelabuhan Laut Merah Hodeida dari Houthi yang didukung Iran/Net

Dunia

Gagal Kuasai Kota Marib, 140 Pejuang Houthi Mati Konyol Di Tangan Pasukan Pemerintah Yaman

JUMAT, 03 SEPTEMBER 2021 | 15:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bentrokan sengit kembali terjadi di Provinsi Tengah Marib pada Kamis (2/9) waktu setempat.  Sedikitnya 140 orang pejuang Houthi tewas saat berhadapan dengan pasukan Pemerintah Yaman.

Pertempuran sengit pada Kamis menandai hari kelima kelompok yang didukung Iran itu mengintensifkan serangannya terhadap pemerintah dalam upaya untuk menerobos pertahanan dan merebut Kota Marib.

Pertempuran yang tanpa henti selama 24 jam terakhir, ditambah dengan lebih dari 41 serangan mendadak oleh jet koalisi yang menargetkan lusinan bala bantuan dan peralatan musuh, telah mengakibatkan kerugian besar bagi kelompok militan tersebut.

“Ini adalah pertempuran paling agresif selama lima tahun terakhir. Tentara Yaman telah mendorong kembali semua serangan," kata Yahiya Al-Hatemi, direktur media militer tentara Yaman, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (3/9.

Dia mengatakan bahwa pada hari Rabu pesawat tempur koalisi menghancurkan enam kendaraan yang membawa lusinan Houthi.

“Jika kita menghitung Houthi yang terbunuh dalam serangan udara, jumlahnya akan lebih dari 140," ujarnya.

Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi telah berjanji untuk menantang upaya Iran untuk menyebarkan keyakinan revolusionernya dan merusak keamanan Yaman.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada awal 2012, Hadi telah mengkritik Teheran karena campur tangannya dalam urusan Yaman dengan memasok senjata canggih, pengetahuan militer, dan dana kepada kelompok Houthi.

Peningkatan ketegangan baru-baru ini dimulai pada Sabtu (29/8), ketika Houthi terus menciba bergerak menuju Marib.

Meskipun menderita banyak korban, sejak Februari Houthi telah berusaha untuk menguasai kota Marib yang kaya minyak, benteng besar terakhir pemerintah di utara negara itu.

Organisasi bantuan lokal dan internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan kelompok tersebut di Marib akan menempatkan puluhan ribu orang terlantar dalam bahaya besar dan dapat menyebabkan gelombang perpindahan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya