Berita

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera dalam serial Tanya Jawb Cak Ulung/RMOL

Politik

PKS Ingatkan Publik Waspada dengan Rezim Jokowi yang Suka Mencla-mencle

KAMIS, 02 SEPTEMBER 2021 | 17:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Masyarakat diminta melek politik dan mewaspadai adanya isu amandemen UD 1945 yang disinyalir menjadi celah penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Peringatan tersebut disampaikan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera seiring maraknya penolakan presiden tiga periode namun belakangan berkembang wacana amandemen UUD 1945.

Hal itu patut diwaspadai mengingat sifat politik dinamis. Hal-hal yang sebelumnya bersifat tidak mungkin bisa berubah 180 derajat bahkan bisa berubah dalam waktu cepat.


"Kalau saya pribadi melihat peluang itu ada. Karena itu, civil society dan siapa pun harus hati-hati dan terus bekerja (mengawasi pemerintah)," kata Mardani Ali Sera dalam serial Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk 'Teka-teki Amandemen UUD 45' yang digelar Kantor Berita Politik RMOL secara daring, Kamis (2/9).

Secara tegas, partai pimpinan Ahmad Syaikhu menolak penambahan presiden tiga periode. Hal yang sama juga sudah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo yang menolak wacana tersebut.

Namun lagi-lagi, PKS yang kini masih konsisten di garis oposisi mengingatkan bahwa politik itu dinamis. Ia lantas menyinggung komitmen politik Jokowi yang kerap berubah.

"Sama awalnya ketika Pak Jokowi tidak ingin anak-anaknya, menantunya masuk (ke politik). Tetapi kan (akhirnya) masuk. Dulu (Jokowi) ingin setiap Ketum parpol fokus (dilarang rangkap jabatan sebagai menteri), tetap faktanya pragmatisme itu berlaku," tegasnya.

Karena itu, ia mengingatkan kepada publik untuk turut mengawasi jalannya politik Tanah Air, termasuk soal amandemen UUD 1945 dan presiden tiga periode.

"Publik awasi isu ini, jangan sampai berkembang dan ketika masih baru atau test the water, kita langsung kasih counter-nya. Makanya saya selalu counter ide jabatan tiga periode ini, demi demokrasi," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya