Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Afrika Selatan Temukan Varian Baru Covid-19 dengan Lebih Banyak Mutasi

SELASA, 31 AGUSTUS 2021 | 08:50 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Afrika Selatan dilaporkan telah mendeteksi varian baru virus corona dengan banyak mutasi. Namun sejauh ini para ilmuwan belum menentukan apakah varian baru itu lebih menular atau bahkan kebal terhadap vaksin.

Varian baru itu dikenal dengan C.12, yang pertama kali terdeteksi pada Mei. Hingga saat ini varian C.12 telah menyebar ke sebagian besar provinsi di Afrika Selatan, serta tujuh negara di Afrika, Eropa, Asia, dan Oseania.

Menurut penelitian yang dikutip Reuters pada Selasa (31/8), varian ini mengandung banyak mutasi yang terkait dengan varian lain, dengan peningkatan penularan dan penurunan sensitivitas terhadap antibodi penetralisir.

Saat ini hasil temuan sudah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meski begitu, mutasi yang terjadi dalam campuran yang berbeda, sehingga para ilmuwan belum yakin apakah mutasi dapat mempengaruhi perilaku virus.

Saat ini tes laboratorium sedang dilakukan untuk menentukan seberapa baik varian dinetralkan oleh antibodi.

Salah seorang peneliti sekaligus spesialis penyakit menular, Richard Lessells mengatakan, kemunculan varian C.12 menunjukkan bahwa pandemi masih jauh dari selesai karena virus masih mencari cara untuk menjadi lebih baik dalam menginfeksi manusia.

Tetapi ia juga meminta untuk tidak terlalu khawatir, dan masih akan varian dengan lebih banyak mutasi yang berpotensi muncul.

Data pengurutan genom dari Afrika Selatan menunjukkan varian C.12 masih jauh dari menggantikan varian Delta yang dominan.

Pada bulan Juli, C.1.2 menyumbang 3 persen dari sampel versus 1 persen. Sedangkan Delta menyumbang 67 persen pada bulan Juni dan 89 persen pada bulan Juli. Dengan begitu, Delta menjadi varian tercepat dan terkuat yang pernah dihadapi dunia.

Lessells mengatakan, dari pola mutasinya C.12 mungkin memiliki lebih banyak sifat menghindari kekebalan daripada Delta.

Sebelum C.12, Afrika Selatan juga mengidentifikasi pertama kali varian Beta, yang menjadi satu dari empat varian yang diberi label "variant of concern" oleh WHO.

Beta diyakini menyebar lebih mudah daripada versi asli dari virus corona, dan ada bukti bahwa vaksin bekerja kurang baik untuk melawannya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya