Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Studi: Covid-19 Kemungkinan Bukan Penyakit Pernapasan Tapi Pembuluh Darah, Ini Sebabnya

SENIN, 30 AGUSTUS 2021 | 10:51 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Circulation Research menyebut Covid-19 kemungkinan bukanlah penyakit pernapasan seperti yang diketahui hingga saat ini, melainkan penyakit pembuluh darah.

Penelitian yang dipimpin oleh University of California-San Diego itu menemukan bagaimana virus corona SARS-CoV-2 dapat menyerang pembuluh darah atau sistem peredaran darah, yang juga berdampak pada sistem pernapasan.

Dikutip dari Euronews, penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan gejala pembekuan darah pada beberapa pasien Covid-19, serta masalah lain seperti "kaki Covid" atau lesi pada kaki, yang merupakan bukan gejala khas penyakit pernapasan.

Dalam penelitian, tim peneliti membuat pseudovirus atau virus yang direkayasa untuk penelitian. Pseudovirus yang digunakan hanya memiliki protein S tetapi tidak sisa virus. Ini untuk membuktikan apakah protein S dengan sendirinya cukup untuk menyebabkan penyakit.

Menurut para peneliti, protein S virus, paku yang membentuk mahkota, menyerang reseptor ACE2, merusak mitokondria yang menghasilkan energi sel, sehingga merusak endotel, yang melapisi pembuluh darah.

"Ini adalah sesuatu yang telah diamati, tetapi yang sebelumnya tidak diketahui adalah mekanisme dan peran yang tepat dari protein S. Protein ini direplikasi oleh semua vaksin yang tersedia saat ini," kata tim peneliti.

Sementara itu, mereka mengatakan, gangguan sistem pernapasan sendiri merupakan efek dari peradangan jaringan pembuluh darah di paru-paru.

"Banyak orang menganggapnya sebagai penyakit pernapasan, tapi itu benar-benar penyakit pembuluh darah. Ini bisa menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami stroke, dan mengapa beberapa orang memiliki masalah di bagian lain dari tubuh. Kesamaan di antara mereka adalah bahwa mereka semua memiliki dasar pembuluh darah," terang asisten profesor peneliti, Uri Manor.

Selain itu, kepala perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Bellvitge di Spanyol, Profesor Rafael Manez Mendiluce mengatakan, masalah vaskular dapat dikaitkan dengan respons peradangan pada sistem kekebalan pasien.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya