Berita

Muslim Hui/Net

Dunia

Diperlakukan Lebih Ramah di China, Ini Beda Muslim Hui dan Uighur

MINGGU, 29 AGUSTUS 2021 | 20:02 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China umumnya memiliki dua suku yang memeluk mayoritas agama Islam terbesar, yaitu Hui dan Uighur. Ketika Uighur terpusat di Xinjiang, Hui tersebar di hampir seluruh provinsi di China, namun banyak dari mereka terkonsentrasi di Yunnan, Hainan, Gansu, Ningxia, dan Qinghai.

Meski jadi dua komunitas Muslim besar, perlakuan China terhadap Hui dan Uighur dikenal jauh berbeda. Beijing dinilai lebih ramah terhadap Hui, dan keras terhadap Uighur.

Menurut penulis buku "Islam di China, Dulu dan Kini", Novi Basuki, perbedaan perlakuan Beijing itu tampaknya tidak bisa dipisahkan dari sejarah berkembangnya Islam di negeri Tirai Bambu.

Dalam webinar yang digelar komunitas penulis Satupena pada Minggu (29/8), Novi yang merupakan kandidat Ph.D dari Sun Yat Sen University Guanzhou ini menyebut Islam masuk ke China pada Dinasti Tang (617-907), yang kemungkinan dari para saudagar bangsa Arab.

Hubungan China dengan wilayah di Timur Tengah yang mereka sebut Tiaozhi itu sudah terjadi pada Dinasti Han Timur pada 25 Masehi. Belakangan, nama Tiaozhi kemudian diubah menjadi Dashi yang dalam bahasa Arab berarti "Taajir" atau pedagang.

Ketika banyak saudagar-saudagar yang berdatangan, maka pemerintahan Dinasti Tang membentuk wilayah khusus yang disebut Fanfang yang diterjemahkan sebagai distrik asing atau dikenal "Kampung Arab". Keberadaan Kampung Arab ini ada di Yunnan yang ditinggali suku Hui.

"Islam yang mayoritas dianut suku Hui mula-mula dibawa masuk ke China oleh para saudagar Arab yang kemudian menikah dengan orang-orang lokal. (Mereka) membentuk satu suku yang disebut suku Hui," terangnya.

Di sisi lain, pernyebaran agama Islam kepada orang-orang Uighur berbeda. Mereka menganut Islam yang disebarkan kekuatan politik, menggunakan perang.

Novi menjelaskan, pada abad ke-10, seorang dari lingkaran Kerajaan Kekhanan Kara-khanid bernama Satuq Budhra Khan menganut Islam. Ia kemudian mengubah sistem kerajaan menjadi kesultanan, dan memerangi kerajaan-kerajaan Buddha di Xinjiang atas nama agama.

"Makanya kita lihat perlakuan pemerintah China terhadap orang Hui dan Uighur, kita bisa lihat perbedaannya," tambahnya.

Terlepas dari pemaparan Novi, dalam perkembangannya, etnis Uighur dinilai Beijing lebih radikal. Pada 1990-an, muncul gerakan separatis East Turkestan Islamic Movement (ETIM) yang disebut teroris oleh China.

Ketika banyak kelompok aktivis yang meyakini China telah menahan lebih dari 1 juta Muslim Uighur, komunitas Muslim Hui dapat hidup dengan tenteram. Hui dapat beribadah, menggunakan jilbab, dan menerapkan hukum syariah.

Laporan The Economist pada 2016 menyebut masjid di Ningxia juga telah meningkat dua kali lipat, dari 1.900 pada tahun 1958 menjadi 4.000.

Kontras dengan Hui, banyak laporan menyebutkan Muslim Uighur mendapatkan kekerasan dan persekusi dari China. Mereka dilarang beribadah, berpakaian keagamaan, hingga para wanita dipaksa melakukan sterilisasi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Habib Rizieq hingga Hidayat Nur Wahid Hadiri Reuni 212

Senin, 02 Desember 2024 | 06:12

9 Partai Nonparlemen Bakal Kawal Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan

Senin, 02 Desember 2024 | 05:45

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem saat Libur Nataru

Senin, 02 Desember 2024 | 05:28

Nenek 80 Tahun Gantung Diri di Pohon Sawo

Senin, 02 Desember 2024 | 05:13

Heri Sweke Jalan Kaki Belasan Kilometer cuma Bercelana Dalam

Senin, 02 Desember 2024 | 04:47

Mempertahankan Polri sebagai Institusi Independen

Senin, 02 Desember 2024 | 04:05

Jokowi Berambisi Kuasai Jakarta!

Senin, 02 Desember 2024 | 03:41

PDIP Tebang Pilih soal Tuduhan Parcok

Senin, 02 Desember 2024 | 03:15

Apel Siaga Reuni 212

Senin, 02 Desember 2024 | 03:00

Polisi Selidiki Kasus Anak ODGJ Bunuh Ayah

Senin, 02 Desember 2024 | 02:39

Selengkapnya