Berita

Taliban saat menguasai Afghanistan/Net

Dunia

Pakar Rusia: Ini Cara AS Lenyapkan Ghani, untuk Memunculkan Pemimpin Baru Afghanistan yang Siap Hadapi Taliban

JUMAT, 27 AGUSTUS 2021 | 06:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketika semua orang sibuk menyalahkan Amerika Serikat atas jatuhnya Afghanistan, sebenarnya ada kekuatan misterius yang tengah bermain di dalam pemerintahan negara itu yang selama ini tidak disadari.

Mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh beberapa kali menyebut bahwa semua ini adalah kesalahan Amerika Serikat yang menarik pasukannya dengan tergesa. Mungkin, bagi sebagian orang hal itu benar. Namun, pakar politik terkemuka Rusia, Stanislav Tarasov, memiliki versi lain.

"Ini sangat misterius," katanya dalam siaran radio Sputnik. Menurutnya, tidak ada cara lain untuk menjelaskan seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi di Afghanistan karena begitu kompleks.

Ia merunut peristiwa menurut pandangannya, mengatakan bahwa Presiden Ashraf Ghani terbang dari Kabul dengan tergesa, padahal pada malam peristiwa itu, Gedung Putih dan Pentagon sedang melakukan negosiasi konkret dengan Ghani. Membujuknya untuk melakukan kontak dengan Taliban untuk menciptakan pemerintahan koalisi.

Namun, apa yang terjadi di dalam kepemimpinan Afghanistan pada saat-saat terakhir sampai saat Taliban memasuki Kabul tanpa perlawanan, itu menjadi misteri hingga saat ini.

Publik juga dikejutkan dengan foto-foto yang menunjukkan orang-orang terdekat Ghani, antara lain asistennya, berfoto bersama di kantor presiden, tak lama setelah Ghani disebut-sebut melarikan diri.

"Gambar itu muncul di mana-mana. Ini adalah pengkhianatan dalam kepemimpinan Afghanistan. Ghani sendiri mengaku diancam Bahkan ada kudeta. Ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan ketiga sedang bekerja di Afghanistan, semuanya aneh, pelik, dan misterius," kata Tarasov seperti dikutip dari FP, Kamis (26/8).

Tarasov mempertanyakan negosiasi Amerika dengan Taliban, yang menetapkan peta jalan untuk penarikan pasukan dari Afghanistan dan pemeliharaan ketertiban, hancur begitu saja.

Keanehan juga terlihat ketika tiba-tiba muncul proses pemerintahan baru oleh Taliban yang melibatkan orang-orang dekat Ghani, menurut Tarasov.

Yang mengejutkan, Tarasov sampai pada kesimpulan bahwa memang ini yang diharapkan oleh Amerika.

"Mengapa angkatan bersenjata tiba-tiba menolak untuk melawan Taliban, mengapa dinas khusus mengkhianati? Kemungkinan besar, Amerika berharap dengan cara ini untuk melenyapkan Ghani, untuk memunculkan pemimpin baru yang siap berdialog dengan Taliban. Lalu saat ini, Taliban mendikte sendiri syarat-syarat perjanjian politik di masa depan," papar Tarasov, menambahkan bahwa peristiwa menjadi sangat kompleks dan tidak dapat diprediksi.

Wakil Presiden Amrullah Saleh yang menyatakan dirinya sebagai pejabat sementara pemerintahan Afghanistan setelah kepergian Ghani mengatakan bahwa tekanan AS terhadap Kabul, pengakuan de facto Taliban pada pembicaraan di Qatar dan kurangnya informasi yang relevan di pemerintahan, menjadi alasan jatuhnya pemerintahan Ashraf Ghani.

Saleh, yang saat ini memimpin gerakan perlawanan terhadap Taliban, mengatakan kepada saluran News18 bahwa ketidakpedulian bekas pemerintah Afghanistan sebagai salah satu yang membuat Afghanistan jatuh. Dia mengakui bahwa mungkin ada orang di pemerintahan yang "tidak begitu peduli tentang situasinya dan menerima begitu saja."

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya