Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut Yudha Johansyah bersama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono/Ist
Suasana di internal Partai Demokrat Sumatera Utara memanas usai munculnya isu Plt Ketua DPD Partai Demokrat, Herri Zulkarnain mundur dari ajang Musda Demokrat Sumut 2021. Herri menyebut, isu tersebut dimunculkan oleh kader yang dipengaruhi kubu KLB Deliserdang untuk menguasai partai di Sumatera Utara.
Namun demikian, tudingan tersebut disikapi keras oleh Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut, Yudha Johansyah.
"Tuduhan ini sudah sangat keterlaluan, Herri tidak bisa lagi dimaafkan. Sudah tak beretika dia berpolitik, seenaknya saja dia memfitnah seperti itu," kata Yudha diberitakan Kantor Berita RMOLSumut, Rabu (25/8).
Yudha meminta agar Herri membuktikan tuduhan tersebut. Sebab menurutnya, tudingan bahwa sejumlah kader dan pengurus DPD Demokrat Sumut terlibat KLB Deliserdang dilontarkan Herri Zulkarnain sendiri.
"Kalau dia tidak bisa membuktikan, fitnahnya itu namanya. Sebaiknya dia bertanya langsung kepada Mas Sigit, Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat di Jakarta, biar jelas fitnah si Herri," ujarnya.
Yudha pun berpesan agar Herri Zulkarnain sadar diri dan memperbaiki mental karakternya sebagai kader partai besutan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.
"Pengakuan itu gambaran dari perbuatan, Herri harus paham itu," tegas Yudha.
Sementara itu, Sekretaris Divisi Pengembangan dan Pengawasan Infrastruktur Partai Daerah, Ahmad Kamil Lubis menyebut tindak tanduk Herri Zulkarnain sebagai Plt Ketua DPD Demokrat Sumut sudah diketahui oleh semua kader dan pengurus. Kemampuannya sebagai pemimpin partai di Sumut tidak sampai ke akar rumput.
"Boleh ditanya di tingkat PAC sampai ranting, apakah kader mengenal dia sebagai sosok ketua Partai Demokrat? Saya rasa hanya segelintir yang mengenal. Saya yakin tidak sampai 50 persen kader di akar rumput yang tahu nama Herri," ujar Sekretaris DPW GP Ansor Sumut ini.
Ditambahkan Pangeran SE yang juga menjabat Sekretaris Divisi Pengembangan dan Pengawasan Infrastruktur Partai Daerah, rekam jejak Herri sudah diketahui sejak menjabat Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, hingga terjadinya KLB Deliserdang.
Herri dianggap tidak serius memimpin dan menghadapi gerakan KLB abal-abal pimpinan KSP Moeldoko dan Jhoni Allen Marbun Cs, yang sudah diketahui dan dikabari oleh DPP Partai Demokrat sejak jauh hari.
"Rekam digital kan ada, dan itu semua bisa dibuka di DPP jika Herri sesukanya mengatakan kader dan pengurus terlibat KLB Deliserdang. Herri memimpin Partai Demokrat di Sumut dengan gaya
like and dislike," tandasnya.