Berita

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Perintah Megawati, Amandemen UUD 1945 Slowing Down

SELASA, 24 AGUSTUS 2021 | 15:34 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Wacana amandemen terbatas UUD 1945 tentang Pokok Pokok Haluan Negara (PPHN) memang inisiatif PDI Perjuangan pada Kongres V. Namun, amandemen terbatas itu untuk kepentingan bangsa dan negara ke depannya.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat jumpa pers bersama Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan jajaran, di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/8).

"Jadi memang betul bahwa Kongres V PDIP demi kepentingan bangsa dan negara kamilah yang punya inisiatif untuk amandemen terbatas. Jadi terbatas berkaitan dengan pentingnya bangsa ini punya haluan negara," kata Hasto.


Berkaca dari pembangunan Candi Borobudur hingga konon 100 tahun, maka Indonesia sebagai sebuah negara harus memiliki haluan untuk membangun bangsa.

Sehingga gagasan untuk amandemen terbatas itu dilontarkan dan diputuskan dalam kongres, termasuk perubahan UU Pemilu dan UU Pemilu Presiden.

Meski begitu, Hasto menyebut keputusan politik tersebut di tingkat implementasinya tetap memperhatikan suasana kebatinan rakyat. Termasuk memperhatikan skala prioritas apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia.

"Dan segala sesuatunya kami rancang sekali lagi untuk dedikasi bagi penataan sistem politik kita konsolidasi demokrasi kita. konsolidasi sistem pemerintahan presidensial," katanya.

Tetapi, lanjutnya, pandemi Covid-19 membuat pihaknya berpikir bahwa apapun skala prioritas saat ini adalah gotong royong dalam mengatasi pandemi ini.

"Sehingga atas hal tersebut, Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait dengan amandemen sudah menegaskan bahwa kebijakan PDIP adalah slowing down terkait amandemen UUD 1945," katanya.

"Karena dalam upaya membantu rakyat mengatasi pandemi ini diperlukan suasana kehidupan politik kondusif," demikian Hasto.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya