Berita

Deputi Politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar yang memimpin negosiasi damai Taliban dengan pemerintahan Afghanistan dan Amerika Serikat./Net

Dunia

Penulis “Di Tepi Amu Darya”: Ada Tanda-tanda Taliban Mengalami Moderasi

SELASA, 17 AGUSTUS 2021 | 03:01 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Dalam beberapa tahun belakangan ini terlihat tanda-tanda kelompok Taliban mengalami moderasi sikap, dari yang sebelumnya digambarkan kaku dan tidak dialogis, menjadi lentur dan terbuka, serta bersedia berdialog dengan pihak lain untuk membicarakan perdamaian di Afghanistan.

Awalnya, adalah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang di akhir Februari 2018 mengajak damai Taliban demi menyelamatkan Afghanistan. Undangan itu disampaikan secara terbuka dalam Konferensi “Peace Security Cooperation” di Kabul yang juga dihadiri Wakil Presiden RI ketika itu, Jusuf Kalla.

Dua tahun kemudian, di akhir Februari 2020, Mullah Abdul Ghani Baradar yang merupakan salah seorang pendiri Taliban menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah AS yang diwakili diplomat senior AS keturunan Afghan, Zalmay Mamozy Khalilzad, di Doha, Qatar.


Kemudian di bulan September 2020 giliran pemerintah Afghanistan yang menandatangani perjanjian damai dengan Taliban, juga di Qatar. Pemerintah Afghanistan diwakili Ketua Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah, sementara Taliban diwakili salah seorang petinggi kelompok itu, Sheikh Abdul Hakim Haqqani.

Tanda-tanda moderasi Taliban ini disampaikan wartawan senior Teguh Santosa dalam diskusi RMOL World View bertema “Afghanistan di Genggaman Taliban” yang diselenggarakan Senin sore (16/8).

“Mereka (Taliban) bersedia hadir dalam pertemuan damai di Qatar, dan menandatangani dua perjanjian damai dengan pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat. Pejabat yang hadir juga bukan sekadar ketua dewan pengurus anak ranting atau cabang, tetapi ketua DPP,” ujar penulis buku “Di Tepi Amu Darya” ini mengilustrasikan.

Buku “Di Tepi Amu Darya” yang diterbitkan pertama kali tahun 2018 adalah kumpulan reportase Teguh saat melihat ketegangan di Afghanistan di tahun 2001. Saat itu perjalanan Teguh memasuki Afghanistan terhenti di kota Termez, Uzbekistan, persis di tepi Sungai Amu Darya yang memisahkan Uzbekistan dengan Afghanistan.  

Teguh mengatakan, salah satu yang melegakan dari perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Taliban ini adalah proses yang cepat, tanpa melibatkan kontak senjata yang mematikan. Walaupun di sisi lain, dia mengakui belum ada laporan akurat mengenai hal itu.

Ketika memasuki Istana Arg, Taliban tidak melakukan pengrusakan. Mereka hanya menurunkan bendera Republik Islam Afghanistan dan menggantinya dengan bendera putih bertuliskan dua kalimat syahadat yang mereka gunakan ketika berkuasa. Taliban juga telah mengubah kembali nama negara itu menjadi Keamiran Islam Afganistan.

Hal lain yang dilakuan Taliban adalah berjanji tidak akan membalas dendam dan melakukan pembunuhan politik, serta memastikan keamanan di Afghanistan.

Namun Teguh memberikan catatan, perebutan kekuasaan yang dilakukan Taliban hari Minggu kemarin (16/8) sama sekali di luar kesepakatan yang telah ditandatangani di Qatar antara kedua belah pihak. Dengan sendirinya ini melahirkan pertanyaan mengenai legitimasi atau keabsahan kekuasaan Taliban atas Afghanistan di mata dunia internasional.

“Kita masih menunggu apakah Taliban merebut Kabul untuk kembali berkuasa seperti yang mereka lakukan di tahun 1996, atau setelah menduduki Kabul mereka mengundang komunitas internasional untuk memantau proses transisi kekuasaan,” kata Teguh lagi.

Bila yang dilakukan Taliban adalah hal yang pertama, dan kemudian ada negara besar yang memberikan pengakuan terhadap pemerintahan Taliban, maka bukan tidak mungkin ini akan menginspirasi kelompok lain di banyak negara untuk merebut kekuasaan dengan cara yang sama.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya