Berita

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron dalam video yang diunggah di YouTube KPK, Rabu, 11 Agustus/RMOL

Hukum

Jawab Santai Tudingan KPK Membangkang, Nurul Ghufron: Publik Paham Penggunaan Hak Keberatan Sah Secara Hukum

RABU, 11 AGUSTUS 2021 | 21:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Keberatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP) Ombudsman dipahami masyarakat bukan perbuatan pembangkangan atau memalukan, tetapi perbuatan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Hal itu diyakini Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron merespon dan menjelaskan alasan KPK menyampaikan keberatan atas LAHP Ombudsman terkait laporan Yudi Purnomo Harahap dkk, termasuk Novel Baswedan di dalamnya yang juga menjadi pelapor.

Menurut Ghufron, keberatan KPK tersebut sesuai dengan Pasal 25 Ayat 6 B Peraturan Ombudsman RI 48/2020. Di mana, para pihak yaitu baik terlapor ataupun juga pelapor yang merasa tidak setuju untuk kemudian menyampaikan keberatan kepada Ombudsman.


Peraturan tersebut menurut Ghufron, merupakan hal yang positif karena adanya mekanisme check and balance maupun mekanisme saling koreksi, atau bermakna telah memberikan pintu untuk menyampaikan keberatan.

"Karena itu KPK menggunakan hak ini untuk melakukan penyampaian keberatan. Sehingga keberatan adalah hak yang diberikan Ombudsman RI kepada KPK. Dan KPK melaksanakannya secara hukum," ujar Ghufron dalam video yang diunggah di YouTube KPK, Rabu (11/8).

Dari landasan itu, Ghufron tidak ambil pusing jika ada yang memandang KPK membangkang, tidak mau dikoreksi atau memalukan.Karena dirinya akan santai menanggapinya dnegan menjabarkan landasan-landasan hukum yang ada.

"Bagi saya ya santai saja saya menanggapinya. Kalau ada yang menganggap, misal, menyebut Pak Ghufron gila gitu ya, kalau yang menyebut itu psikiater saya perlu risau. Tapi kalau yang menyebut itu orang yang bukan kompeten, tidak memahami, ya saya tidak perlu risau," jelas Ghufron.

Mak dari itu, Ghufron meyakini publik bisa memahami bahwa penggunaan hak keberatan yang disampaikan KPK kepada Ombudsman merupakan sah secara hukum.

"Dan bukan pembangkangan, bukan perbuatan memalukan atau perbuatan terhina dalam proses hukum ini," pungkas Ghufron.

Selanjutnya dalam video ini, Ghufron kembali menjelaskan seperti apa yang sudah pernah disampaikan pada konferensi pers sebelumnya pada Kamis (5/8) tentang poin-poin isi keberatan yang disampaikan kepada Ombudsman.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya