Berita

Pesawat Dc-3 Dakota/Ist

Jaya Suprana

Sejarah Gagasan Pesawat Terbang Tanpa Cat

SENIN, 09 AGUSTUS 2021 | 14:52 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SAYA sudah terbiasa dituduh gemar mengada-ada. Namun dalam berkisah tentang pesawat terbang tanpa cat yang tersurat di dalam naskah Polemik Cat Ulang Pesawat Kepresidenan (7 Agustus 2021) sungguh saya sama sekali tidak mengada-ada. Gagasan pesawat terbang tanpa cat sama sekali bukan gagasan saya.
 
Krisis Mimbum 1973

Gagasan pesawat terbang tanpa cat sudah ada sejak mulai ada pesawat terbang namun sempat tenggelam ditelan zaman setelah pesawat terbang lazim diberi cat agar tampak lebih keren. Namun mendadak timbul krisis minyak bumi yang mulai terjadi pada tahun 1973 akibat negara-negara OPEC sepakat menaikkan harga minyak bumi.


Kenaikan harga minyak bumi dipicu oleh stagflasi di Amerika Serikat akibat pemborosan US Dolar untuk menyelenggarakan perang di Vietnam. Kenaikan harga secara dahsyat melangkakan minyak bumi maka para negara importir minyak bumi sibuk melakukan gerakan penghenatan minyak bumi.

Saya ingat ketika pada tahun 70-an abad XXI masih belajar dan mengajar di Jerman, pada masa masih disebut Jerman Barat, bagaimana pemerintah setempat terpaksa memaklumatkan gerakan hemat minyak bumi dengan kebijakan nomor mobil ganjil-genap karena Jerman Barat adalah negara indutri terbesar di Eropa, maka serta merta juga importir mibum terbesar di Eropa bahkan mungkin juga di dunia.

Bahkan pada hari Minggu, seluruh warga dilarang menggunakan mobil, kecuali mobil ambulans untuk menyelamatkan nyawa manusia. Para maskapai penerbangan di seluruh dunia juga panik atas kenaikan harga minyak bumi, maka muncul gagasan hemat energi melalui pesawat terbang tanpa cat yang memang secara teoritis maupun praktis nyata mampu menghemat minyak bumi dalam kuantitas cukup signifikan.

Cat yang menempel pada karoseri pesawat terbang dalam jumlah sampai berton-ton memang merupakan beban berat yang rakus melahap energi yang harganya makin mahal.

Ditentang

Sayang gagasan cemerlang untuk menghemat energi itu kemudian layu sebelum berkembang akibat mati-matian ditentang pihak-pihak yang diuntungkan oleh cat yang menempel pada tubuh pesawat terbang. Wajar yang terutama protes adalah para pabrik dan tukang cat pesawat terbang.

Para pemilik maskapai penerbangan yang tidak ingin pesawat terbang, mereka terbang secara bugil tanpa cat juga protes keras terhadap gagasan pesawat terbang tanpa cat. Biar boros asal gengsi!

Dan yang paling diam-diam menggagalkan gerakan hemat mibum adalah negara-negara yang tergabung di OPEC agar produk mereka tetap laris manis dikonsum umat manusia di segenap pelosok planet bumi.

Penulis adalah budayawan, filsuf, pakar kelimurologi

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya