Berita

Baliho Puan Maharani marak di jalanan Ciputat, Tangerang Selatan/RMOL

Politik

Drone Emprit: Puan Maharani semakin Populer Berkat Baliho

SENIN, 09 AGUSTUS 2021 | 10:44 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ramainya percakapan soal baliho Puan Maharani di pemberitaan dan media sosial ternyata ikut mengerek popularitas Ketua DPR RI tersebut. Hal itu terlihat dari hasil analisis Drone Emprit, sistem monitoring percakapan di platform online berdasarkan big data.

Menurut hasil monitoring Drone Emprit pada 7 Juli 2021-7 Agustus 2021, dari sejumlah tokoh politik yang memasang baliho, hanya Puan yang popularitas atau share of voices di berita daring dan Twitter bertengger di urutan empat besar.

Eksposur masing-masing tokoh di berita daring dan Twitter mulai dari yang teratas yakni Anies baswedan (43% berita daring- 50% Twitter), Ganjar Pranowo (25% - 27%), Ridwan Kamil (19% - 12%) dan Puan Maharani (13% - 12%).

“Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen,” kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, lewat akun Twitternya, @ismailfahmi, Senin (9/8).

Bahkan, kata Fahmi, tren popularitas Puan dalam sebulan terakhir hampir mengejar tren Ganjar.

Fahmi menjelaskan, popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral tanpa memandang apapun sentimennya. Dari popularitas, lanjut Fahmi, diharapkan favorabilitasnya (sentimen positif-negatif) naik, lalu dikapitalisasi menjadi elektabilitas.

“Teorinya begitu. Kenyataan di lapangan bisa bermacam-macam faktor yang berpengaruh,” ujar PhD Ilmu Informasi dari Universitas Groningen, Belanda ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, menilai baliho memberikan ‘efek oh’ untuk pengenalan awal seorang tokoh politik.

“‘Efek oh’ itu maksudnya oh ada menteri namanya ini, oh ternyata ada ketua DPR yang namanya ini. 'Efek oh’ diperlukan sebagai awal, pengenalan, sisanya dia harus lengkapi,” kata Hasan.

Menurut Hasan, elektabilitas tidak mungkin didapat tanpa pengenalan. Oleh karenanya, teknik konvensional lewat baliho bisa menjadi pembuka untuk pengenalan, dan kemudian dilanjutkan dengan teknik lain yang lebih canggih.

“Jadi (baliho) menurut saya sah-sah saja dicoba,” tutupnya.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Paspampres Buka Suara soal Marhan Harahap Meninggal saat akan Salat Jumat

Rabu, 20 Maret 2024 | 10:50

UPDATE

Penjualan Melorot, Laba Bersih AMMN Nyungsep 79,9 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:55

Korban Tewas Akibat Serangan Moskow Meningkat Hingga 143 Orang

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:39

Genjot Jumlah Wisman, Kemenparekraf Dorong Pengembangan Desa-desa Wisata

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:19

Pengamat: Prabowo Tidak Perlu Didesak Mundur

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:11

Rusia Ragu ISIS Pelaku Serangan Moskow, Kembali Sudutkan Ukraina

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:05

Golkar Terancam Jadi Partai Keluarga Bila Dipimpin Jokowi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00

Astronom Kerajaan Inggris Sarankan Pengiriman Robot ke Ruang Angkasa

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:57

Rapat Paripurna ke-14, 272 Anggota DPR Bolos

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:38

Genjot Wisman Jepang, Kemenparekraf Gandeng Garuda Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35

Kepala Intelijen Rusia Lakukan Kunjungan ke Korea Utara

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:29

Selengkapnya