Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Jurnal Ilmiah: Ahli Virologi AS Temukan Sintesis Virus Mirip Corona Sejak 2008

MINGGU, 08 AGUSTUS 2021 | 10:42 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah mengungkap bahwa sekelompok ahli virologi Amerika Serikat (AS) meneliti virus corona mirip SARS sejak 13 tahun lalu.

Makalah itu diterbitkan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences of the US (PNAS) pada awal Oktober 2008. Di dalamnya, para ahli melaporkan mengenai desain, sintesis, dan pemulihan bentuk kehidupan replika sintetik terbesar dari virus mirip SARS kelelawar berukuran 29,7 kb.

Disebutkan virus itu tampaknya menjadi nenek moyang dari SARS-CoV yang sempat menyebabkan epidemi.

Mengutip artikel tersebut, CGTN pada Minggu (8/8) menyebut virus corona diciptakan di laboratorium, bukan hanya menular pada tikus, tetapi juga pada kultur sel epitel saluran pernapasan manusia.

"Para peneliti memiliki kemampuan untuk merancang dan mensintesis berbagai virus corona mirip SARS," ujar profesor di University of North Carolina dan penulis utama makalah itu, Ralph Baric.

Sejak 1983, Baric telah menerbitkan lebih dari 400 makalah atas namanya sendiri atau sebagai instruktur, termasuk 268 makalah tentang virus corona.

Menurut laporan China's Science and Technology Daily pada Kamis (5/8), Baric telah menjelajahi analisis, manipulasi, dan pembuatan virus corona, dan menggabungkan kembali, mengkloning, memodifikasi, serta mengubah virus yang berbeda selama lebih dari 30 tahun.

Setelah SARS mewabah pada 2003, Baric melakukan penelitian kembali. Kemudian pada 2006, timnya menemukan sejumlah generasi yang tidak diketahui dari kultur virus, sebuah mutasi yang berhasil menyebabkan kematian cepat pada tikus, dan virus baru ini dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia dan kematian yang lebih tinggi.

Dalam laporannya, ia mengingatkan bahwa teknologi sintesis sekuens virus berpotensi digunakan untuk membuat senjata biologis pemusnah massal.

Peneliti laboratorium Fort Detrick termasuk di antara penemu banyak paten yang diberikan Baric.

China yang telah diduga menjadi sumber penyebaran virus corona berulang kali menyampaikan kecurigaan terkait laboratorium Fort Detrick. Beijing juga mendorong agar penelitian dilakukan di sana, sementara kekhawatiran terkait kebocoran virus corona dari laboratorium Wuhan juga masih membingungkan publik.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya