Berita

Helikopter Angkatan Darat AS mengangkut anggota Resimen Infanteri ke-14 selama operasi di timur laut Cu Chi di Vietnam Selatan, dokumnatasi 16 Mei 1966/Net

Dunia

Bawa Pesan 'Amerika telah Kembali', Veteran Perang Ingatkan Vietnam Berhati-hati Jelang Kunjungan Kamala Harris

SABTU, 07 AGUSTUS 2021 | 10:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Vietnam perlu berpikir keras untuk mempercayai negara seperti Amerika, mengingat kekejaman mengerikan yang pernah dilakukan negeri Paman Sam di negara itu saat berkecamuk perang Vietnam.

Pesan tersebut disampaikan seorang veteran perang asal Amerika, Mike Hastie (76) menjelang kunjungan Wakil Presiden Kamala Harris ke Vietnam dan Singapura pada akhir Agustus mendatang.

Kunjungan Harris tersebut mendapat kecaman dari sejumlah pihak, merujuk pesan pemerintahan Joe Biden bahwa “Amerika telah kembali,” mengingat sejarah kotor keterlibatan AS dalam Perang Vietnam.


Hastie sendiri bertugas di Vietnam sebagai petugas medis tempur pada 1970-1971. Ayahnya adalah seorang perwira Angkatan Darat AS karir dan dia dibesarkan di pangkalan militer di luar negeri.

“Sebagian dari diri saya memiliki ingatan panjang tentang apa yang dilakukan pemerintah AS terhadap Vietnam lebih dari 50 tahun yang lalu,” kata Hastie kepada RT, menyebut perang itu “sangat brutal terhadap rakyat Vietnam,” dengan AS bertanggung jawab atas pembunuhan massal dan kekejaman yang terjadi setiap hari.

"Dengan Washington dan Hanoi tampaknya ingin melupakan masa lalu dan mengejar hubungan ekonomi yang saling menguntungkan, pertanyaannya adalah apakah Vietnam dapat mempercayai pemerintah AS,” kata Hastie.

“AS adalah negara paling narsis di dunia. Kami sangat egois. Seluruh ekonomi kami didasarkan pada perang,” katanya kepada RT.  

“Kami membunuh orang demi keuntungan, dari Vietnam, Laos, dan Kamboja pada 1960-an dan 1970-an, hingga Amerika Latin dan Timur Tengah saat ini," lanjutnya.

Orang Amerika, kata Hastie, berpikir negara mereka adalah negara demokrasi.

“Anda tidak bisa, sama sekali tidak bisa menjadi demokrasi dan kerajaan global pada saat yang bersamaan. Karena AS pergi ke negara-negara dunia ketiga dan kami menghancurkan demokrasi mereka – sehingga kami dapat mengeksploitasi mereka. Itulah yang kami lakukan," ujar Hastie.

“Saya percaya orang Vietnam tahu apa yang mereka lakukan,” pungkasnya.

Hastie pertama kali kembali ke Vietnam pada tahun 1994, dan kemudian melakukan dua perjalanan lagi ke negara itu, pada tahun 2016 dan 2018. Meskipun Vietnam secara resmi diperintah oleh Partai Komunis, Hastie mengatakan negara itu – dan khususnya kaum muda – telah menjadi sangat “kebarat-baratan” saat ini.

 AS pertama kali terlibat di Vietnam pada tahun 1955. Intervensi rahasia, militer dan politik selama 20 tahun diperkirakan telah merenggut nyawa dua juta warga sipil Vietnam.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya