Berita

Pesawat kepresidenan Rapublik Indonesia/Net

Jaya Suprana

Polemik Cat Ulang Pesawat Kepresidenan

SABTU, 07 AGUSTUS 2021 | 07:52 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERBERITAKAN bahwa pesawat kepresidenan Republik Indonesia telah mendapatkan perawatan berupa pengecatan ulang berwarna merah putih.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pesawat jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) itu sudah berusia tujuh tahun. Sehingga secara teknis memang harus memasuki perawatan besar demi menjaga keamanan pesawat kepresidenan tersebut.

Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, yakni merah putih atau warna bendera nasional sekaligus menyambut 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Heru mengonfirmasi bahwa biaya pengecatan pesawat yang ditaksir mencapai Rp 2 miliar memang benar.


Cat ulang pesawat kepresidenan ini menjadi sorotan warga dunia maya. Warganet mengkritisi pengecatan ulang pesawat kepresidenan yang dinilai memboroskan anggaran negara pada masa pagebluk Corona.

Polemik

Kita bisa berdebat sampai akhir zaman tentang perlu-tidaknya pesawat terbang kepresiden Republik Indonesia dicat ulang dengan warna baru yang dianggap lebih keren ketimbang warna lama.

Namun perlu diketahui bahwa cat pesawat terbang apalagi sebesar BBJ2 di samping lebih mahal ketimbang cat mobil, juga memiliki berat sampai berton-ton. Berton-ton cat di satu sisi memang mahal bersama biaya pengecatan sampai bermiliar rupiah, namun di sisi lain berat berton-ton cat yang menempel di tubuh pesawat terbang kepresidenan jelas menambah keseluruhan berat sang pesawat terbang yang berarti menambah kuantitas bahan bakar pesawat terbang dalam jumlah yang cukup berarti.

Apa pun dalihnya dapat dipastikan beban berat pesawat terbang tanpa cat seperti mobil De Lorean yang menjadi bintang serial film Back To The Future jelas lebih ringan ketimbang pesawat terbang dengan beban berat berton-ton cat.

Boros

Akibat beban lebih berat dengan sendirinya biaya bahan bakar untuk menerbangkan  pesawat terbang serta merta menjadi lebih mahal yang berarti lebih boros. Makin lama pesawat terbang melayang di udara, belum terhitung biaya tinggal landas maupun mendarat jelas makin meningkatkan biaya penerbangan sang pesawat terbang.

Maka demi menghemat biaya operasional pesawat kepresidenan pada masa pagebluk Corona sebaiknya bukan dicat ulang, tetapi dikerok catnya agar beban berat pesawat kepresidenan langsung berkurang.

Demi membenarkan pengecatan ulang pesawat terbang kepresidenan yang akan datang, sebaiknya dicari alasan yang lebih bijak ketimbang alasan keamanan. Secara prinsip, tidak ada hubungan cat dengan keamanan pesawat terbang.

Juga dicari kurun waktu yang lebih tepat ketimbang pada masa negara sedang membutuhkan banyak dana untuk mengurangi derita rakyat akibat pagebluk Corona.

Agar pengecatan ulang pesawat terbang kepresidenan terkesan empan papan sambil menaati kearifan ngono yo ngono ning ojo ngono.

Penulis adalah budayawan, filsuf, pakar kelimurologi

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya